REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemprov Sumatera Barat berjanji akan menurunkan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Setempat untuk menyelidiki penyebab meledaknya tambang batu bara yang ada di Ciguk Tawali, Kota Sawahlunto, hingga menyebabkan satu orang meninggal dunia, empat tertimbun.
"Tim diturunkan untuk mengetahui penyebab ledakan Tambang milik PT Dasrat," kata Kepala Dinas ESD Sumbar, Marzuki Mahdi, di Padang, Sabtu (25/1). Menurut dia,Tim akan melihat apakah metode penambangan pekerja dari PT Dasrat sudah sesuai dengan ketentuan atau tidak.
"Untuk sementara operasinya tambang batu bara milik PT Dasrat dihentikan sampai penyelidikan selesai," ujarnya. Dugaan sementara, lanjut Marzuki Mahdi, penyebab ledakan tambang tersebut karena adanya semburan gas metana di dalam goa tambang. "Kandungan gas metana yang melewati ambang batas menjadi penyebab terjadinya ledakan di tambang," jelasnya.
Dia mengatakan, berdasarkan keterangan sementara peristiwa itu berawal ketika delapan pekerja tambang sedang memperbaiki blower yang rusak di dalam goa tambang batu bara. "Blower yang rusak sedang diperbaiki pekerja tambang tersebut saat itu juga terjadi peningkatan gas metana di dalam goa tambang."
Menurut dia, ESDM Sumbar belum tahu sumber berita dari mana percikan api sehingga terjadi ledakan mengakibat empat orang tertimbun, satu orang meninggal dunia. "Tiga orang pekerja berhasil selamat akibat ledakan tambang tersebut," ujarnya.
Saat ini Tim SAR masih melakukan pencarian empat orang pekerja masih tertimbun di dalam goa tambang batu bara tersebut. "Satu orang pekerja meninggal dunia telah dibawa ke RSUD Kota Sawahlunto," jelas Marzuki.
Sementara itu di tempat terpisah Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumbar, Ade Edwar, menyatakan dugaan sementara ledakan tambang akibat gas metana. "Lokasi tambang tersebut banyak mengandung gas metana sewaktu dapat meledak," katanya.
Menurut dia, kemungkinan ledakan berasal dari percikan api bersumber dari listrik atau besi yang jatuh, sehingga menyambar gas Metan yang ada pada lobang tambang batu bara. Kondisi kandungan gas metan yang diambang normal, akan mudah meledak jika tersulut percikan api. Hal tersebut diperparah dengan kondisi lubang tambang dalam yang tidak menggunakan fentilasi buatan dan hanya mengandalkan fentilasi alami.