REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Sebanyak 19 ribu hektare tanaman padi dan persemaian di Kabupaten Subang, Jawa Barat, rusak akibat terendam banjir.
Bahkan, catatan Dinas Pertanian setempat memprediksi dari 19 ribu hektare itu, 70 persennya terancam puso. Mengingat, tanaman padi tersebut telah membusuk karena terlalu lama tergenang air.
Kabid Sumber Daya Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Subang, Hendrawan, mengatakan, dari 19 ribu hektare itu, 15 ribu hektare di antaranya tanam padi usia 35-45 hari setelah tanam (hst). Sisanya, 4 ribu hektare merupakan tanaman persemaian.
"Sawah yang tergenang banjir itu tersebar di 15 kecamatan," ujarnya, Jumat (24/1).
Dengan kondisi seperti ini, hasil produksi pada musim tanam rendeng akan terganggu. Selain itu, petani juga mengalami kerugian yang lumayan besar. Diprediksi kerugiannya mencapai Rp 3,2 miliar.
Untuk mengurangi beban petani, pihaknya akan mengusulkan supaya ada bantuan bagi petani. Minimalnya bantuan benih. Sebab, dalam sehektare petani membutuhkan sedikitnya 25 kilogram benih padi.
Harga benih padi, mencapai Rp 10 ribu. Jadi, per hektarenya petani harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 250 ribu untuk kebutuhan benih saja.
"Selain benih, kami juga usulkan supaya ada normalisasi saluran irigasi. Agar, area sawah tak terendam jika curah hujan tinggi," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Karawang, Kadarisman, mengatakan, sampai 23 Januari tanaman padi yang tergenang seluas 9.698 hektare. Lama genangan antara tiga sampai sembilan hari. Adapun umur tanaman antara satu sampai 80 hari setelah tanam.
"Sedangkan, persemaian yang terendam banjir mencapai 15.761 hektare," ujar Kadarisman.
Terkait dengan kerugian, saat ini masih dalam penghitungan. Mengingat, pihaknya belum memiliki data tanaman padi yang puso.