Jumat 24 Jan 2014 19:10 WIB

NU: Kh Sahal Wariskan Politik Tingkat Tinggi

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Sahal Mahfuzh memberikan sambutannya dalam pembukaan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) MUI wilayah III di Jakarta, Jumat (7/12).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Sahal Mahfuzh memberikan sambutannya dalam pembukaan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) MUI wilayah III di Jakarta, Jumat (7/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menyatakan pesan penting yang diwariskan almarhum KH Muhammad Ahmad Sahal Mahfudh yang wafat pada Jumat (24/1) adalah NU harus melakukan politik tingkat tinggi.

"Almarhum memberikan teladan yang cukup gamblang tentang arti konsistensi dalam berorganisasi," kata Wakil Sekretaris PWNU Jatim, H Nur Hidayat, kepada Antara di Surabaya, Jumat, menanggapi wafatnya kiai kharismatik yang menduduki posisi tertinggi di NU, yakni Rais Aam PBNU.

Menurut pengurus yang akrab disapa Dayat itu, almarhum Kiai Sahal sepanjang menjabat Rais Aam PBNU selalu menegaskan pentingnya politik tingkat tinggi bagi NU dengan makna yang diyakini dan dipegang teguh hingga akhir hayatnya.

"Sebagai entitas sosial-politik, NU memang tidak bisa melepaskan diri dari tarik-menarik kepentingan politik, tapi Mbah Kiai Sahal bisa mengelola situasi tarik-menarik itu dengan baik dan santun," katanya.

Peneliti yang juga mantan Ketua PW IPNU Jatim itu mengatakan pidato terakhir almarhum KH Sahal Mahfud dalam pembukaan rapat pleno PBNU di Wonosobo pada awal September 2013 juga menekankan pentingnya politik tingkat tinggi bagi NU.

"Itu merupakan pesan penting untuk siapapun yang akan menggantikan beliau, sebab 'high politics' itulah yang akan memosisikan NU sebagai penyelamat masyarakat, sehingga NU akan benar-benar menjadi panutan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement