Jumat 24 Jan 2014 15:17 WIB

Manado Kebut Bersihkan Sekolah

sejumlah warga membersihkan lumpur rumahnya setelah terendam banjir di Manado, Sulawesi Utara, Kamis (16/1). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sulut menyatakan banjir telah menelan 15 korban, 6 di Manado , Tomohon 5 dan Minahasa 4 korban jiwa.
Foto: ANTARA FOTO/Fiqman Sunandar
sejumlah warga membersihkan lumpur rumahnya setelah terendam banjir di Manado, Sulawesi Utara, Kamis (16/1). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sulut menyatakan banjir telah menelan 15 korban, 6 di Manado , Tomohon 5 dan Minahasa 4 korban jiwa.

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Bakti sosial yang dilakukan warga Manado bersama aparat TNI/Polri akan difokuskan pada bangunan sekolah yang terkena dampak banjir bandang Rabu (24/1) lalu.

"Mudah-mudahan dalam pekan ini sudah selesai dibersihkan sehingga pada hari Senin nanti siswa sudah bisa kembali bersekolah," kata Gubernur Sinyo H Sarundajang di Manado, Jumat (24/1).

Menurut gubernur, apabila anak-anak didik tidak bersekolah seperti hari-hari sebelumnya, dikhawatirkan diliputi stres yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan.

Gubernur mengharapkan di setiap sekolah dibangun dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makanan siswa ketika bersekolah.

"Jadi selain bangunan sekolah, akses jalan, rumah penduduk dan tempat-tempat ibadah, juga akan menjadi perhatian serius segenap jajaran yang melakukan bakti sosial," katanya.

Dalam penilaian gubernur, selama dua hari pelaksanaan kegiatan baksos di Kota Manado oleh tim satu di wilayah utara, tim 2 di wilayah Selatan dan tim 3 di wilayah Tengah, berjalan sesuai rencana dan hasilnya mulai terlihat.

"Karena itu sangat diharapkan adanya koordinasi dan sinkronisasi di tingkat bawah, selain itu hendaklnya terus menjaga bersama keamanan dan kenyamanan," ajaknya.

Kandidat presiden Partai Demokrat ini menambahkan, semua bantuan dari pemerintah, BUMN, swasta maupun Organisasi dicatat dengan benar, sehingga tidak menyulitkan dalam proses pertanggungjawaban.

"Penyaluran bantuan kepada korban di titik-titik bencana sebaiknya berkoordinasi dengan pemerintah setempat, baik lurah maupun camat, termasuk pemberian sanitasi dan obat-obatan agar terarah," katanya.

Sementara itu, Wagub Djouhari Kansil melaporkan di SDN 109 Kelurahan Pakowa Lingkungan V bangunan sekolahnya tidak bisa dipakai untuk proses belajar mengajar karena seluruh tembok mengalami keretakan dan bisa membahayakan keselamatan siswa.

Dia mengusulkan agar Dinas Pendidikan Sulawesi Utara merelokasi sementara ke SDN 69 Kelurahan Ranotana Weru Lingkungan I yang jaraknya hanya seratus meter.

"Siswa SDN 69 telah dibantu pakaian seragam sebanyak 109 paket, dan beberapa sekolah sekitar di kelurahan itu juga akan mendapat bantuan pakaian seragam," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement