REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah mendapat sorotan terkait dengan tanggapannya yang sinis terhadap komentar-komentar yang muncul di instragramnya, Ibu Negara Christiani Yudhoyono atau biasa disapa Ani Yudhoyono, menyampaikan permintaan maafnya.
Dalam akun instagram @aniyudhoyono Ibu Negara menuliskan: saya mengucapkan terima kasih atas dorongan semangat dan inbteraksi para followers di akun saya ini. Jika selama ini ada kata-kata saya yang mumgkin menyinggung perasaan sebagian followers, atau kurang berkenan, saya mohon maaf. Mari terus berbagi cerita dan memori melalui foto-foto di instagram
Permintaan maaf ini disampaikan dengan menyertakan foto bunga, yang diberi keterangan: Bunga kacapiring (Gardenia Jasminoides) Foto oleh Ani Yudhoyono. Permintaan maaf ini diunggah pada Rabu (22/1) sekitar pukul 16.00 WIB.
Permintaan maaf Ibu Negara langsung direspon oleh para followers-nya. Hingga Kamis (23/1) pukul 14.1600 WIB ada sekitar 1.193 followers yang menanggapinya.
Beragam tanggapan mereka sampaikan diantara @chandrafery menulis woles Bu. Akun @bernadette_tobing menulis Tetap berikan yang terbaik untuk negara kita bu. Terkadang orang mencela karenatidak tau bagaimana rasanya menjadi Ibu Negara dan mereka mempunyai rasa iri karena ketidakmampuan mereka. Gbu bu.
Akun @dinadk menuliskan wellcome to virtualworld bu. Semua orang pernah mengalami hal yang sama, dibully di sosial media kok, bu. Jangan tanggepin komentar yang buruk, nantinya jadi capek sendiri kalau dianggap serius. Mereka yang bertahan di sosial media, dengan tanggapan yang bijak akan membawa dampak positif yang luar biasa di dunia. Tetap semangat, Ibu.
Beberapa waktu lalu, Ani Yudhoyono menjadi bahan pembicaran karena menjawa komentar followernya dengan bahasa yang dianggap keras. diantaranya saat akun @adityaanp menyatakan kamera yang digunakan Ani milik negara atau bukan.
Pertanyaan ini langsung ditanggapi dengan keras, @adhityaanp, pertanyaan Anda agak keterlaluan, tapi akan saya jawab biar gamblang. Yang dipakai oleh biro pers, kemungkinan punya Negara. Kalau yang dipakai saya tentu milik pribadi. Ingat jauh sebelum jadi Ibu Negara, pada tahun 1976 saya mendapat hadiah perkawinan sebuah tustel dari ortu (orang tua). Paham?