Kamis 23 Jan 2014 12:04 WIB

Pembunuh Gadis Dalam Karung Tertangkap

 Garis Polisi (ilustrasi)
Foto: Antara/Arif Pribadi
Garis Polisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUMBAWA BESAR -- Pembunuh Nurul Hakiki (20), gadis yang ditemukan meninggal dunia dalam sebuah karung yang teronggok di kolong Jembatan Kembar, Desa Labuan, Badas, Nusa Tenggara Barat, berhasil ditangkap aparat kepolisian.

Kapolres Sumbawa AKBP Karsiman ketika dikonfirmasi di Sumbawa Besar, Kamis, membenarkan penangkapan terhadap HA (30), yang diduga melakukan pembunuhan terhadap kekasihnya, Nurul Hakiki.

"Pengungkapan kasus ini serta keberhasilan menangkap HA pada Rabu (22/1) sekitar pukul 08.00 Wita, berkat kerja keras anggota dan didukung masyarakat, termasuk keluarga korban," kata Karsiman.

Menurut dia, HA (30), merupakan seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Kota Sumbawa. Pemuda itu tinggal tidak jauh dari kediaman Nurul Hakiki di sebuah wilayah di Kecamatan Badas.

Sebelum menjadi korban pembunuhan, lanjut Karsiman, Nurul melakukan komunikasi melalui handphone dengan HA, dan berjanji untuk bertemu.

Saat pertemuan, keduanya bersitegang, hingga HA langsung merasa emosi dan melampiaskannya dengan berbuat kekerasan terhadap Nurul, yang berujung pada tindak pidana pembunuhan.

"Dari keterangan tersangka, pembunuhan itu terjadi secara spontanitas," ujarnya.

Nurul dibunuh di rumah HA, dengan cara lehernya dijerat dengan menggunakan tali. Korban dihabisi sekitar pukul 21.00 Wita, lalu jasadnya dimasukkan karung, dan satu jam kemudian dibuang di bawah Jembatan Kembar atau sekitar dua kilometer dari rumah HA.

"Mayat dimasukkan dalam karung hanya untuk memudahkan tersangka membawanya, di samping untuk menyamarkan agar tidak diketahui orang," kata Kapolres.

Disinggung soal penyelidikan kasus tersebut, Kapolres Sumbawa itu mengakui prosesnya cukup alot dan melelahkan.

Seluruh sumber daya yang ada dikerahkan, termasuk melibatkan pihak Polda, mengingat terduga pelaku yang identitasnya sudah teridentifikasi, bersembunyi dan bergerak secara berpindah-pindah di sejumlah tempat.

Tim Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Sumbawa yang dibagi dua kelompok ini terus mengikuti jejak terduga pelaku, bahkan selama dua minggu menginap di Mataram dan sekitarnya.

"Alhamdulillah, Tuhan memberikan petunjuk sehingga terduga pelaku berinisial HA berhasil ditangkap," katanya.

Tersangka HA, yang yang tercatat pernah mendekam di balik jeruji besi selama enam bulan penjara atas kasus pencurian yang dilakukan pada tahun 2011 lalu, kini diamankan aparat berwajib, beserta sejumlah barang bukti. Diantaranya, handphone dan cincin korban, serta sepeda motor tersangka yang digunakan untuk membuang mayat Nurul.

Mengenai kemungkinan adanya tersangka lain, Karsiman menyatakan, untuk sementara HA adalah tersangka tunggal. Namun demikian, pengembangan penyidikan kasus itu akan terus dilakukan.

Dia mengharapkan dukungan masyarakat, khususnya keluarga korban untuk tetap menjaga situasi tetap kondusif, dengan menahan diri dan mempercayakan penanganan kasus itu kepada pihak kepolisian.

"Kami sudah melakukan pendekatan, baik kepada masyarakat maupun keluarga korban agar tidak terprovokasi atau hanyut dengan isu-isu yang berpotensi memicu terjadinya gangguan kamtibmas," ujarnya.

Kasus pembunuhan ini terungkap ketika Mursali (50), warga Tanjung Pasir Desa Labuan yang kesehariannya menjadi pemulung, menemukan sebuah karung mencurigakan, saat sedang mengais sampah di kolong Jembatan Kembar Saliperate, Jumat (27/12) sekitar pukul 07.00 Wita.

Setelah karung dibuka, ternyata isinya adalah jenazah seseorang bernama Nurul Hakiki, gadis yang tinggalnya di Karang Padak, Desa Labuan, Badas.

Jasad putri seorang guru ngaji ini ditemukan dalam keadaan terbungkus di dalam karung. Tak sehelai benang pun menempel di tubuhnya, kecuali sebuah 'bra' yang sudah terbalik.

Menurut kakak korban, Masnah, Nurul pamit keluar rumah sekitar pukul 19.00 Kamis (26/12) malam. Saat ditanya, Nurul beralasan akan pergi bersama temannya.

Biasanya Nurul tidak pernah keluar rumah dalam waktu yang lama, tapi malam itu sudah beberapa jam Nurul juga belum kembali. Apalagi ketika dihubungi sekitar pukul 21.00 Wita, handphone Nurul tidak aktif.

Akhirnya muncul kekhawatiran yang memaksa keluarga melakukan pencarian, hingga Nurul ditemukan esok paginya, namun sudah menjadi mayat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement