REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Polda Jambi sudah berkoordinasi dengan Detasemen Khusus Mabes Polri untuk menyidik pelaku perampokan 20 Kg emas yang berhasil dibekuk untuk mengetahui apakah terkait jaringan teroris.
"Saya sudah minta Polresta Jambi yang menangkap perampok 20 Kg emas di Jambi, untuk disidik Densus. Apakah ada kaitannya dengan jaringan teroris di Tanah Air," kata Kapolda Jambi Brigjen Pol Satriya Hari Prasetya di Jambi, Rabu (22/1).
Kepolisian Jambi sedang berkoodinasi dengan Densus untuk menyidik hasil penjualan emas senilai miliaran rupiah dari para pelaku.
"Namun sampai saat ini hasil penyidikan kita memang belum ditemukan ada kaitannya dengan pendanaan jaringan teroris," katanya.
Namun, katanya, kasus akan dikembangkan jika nanti hasil penyidikan dari Densus 88 Mabes Polri ada indikasi mengarah ke pendanaan jaringan teroris. "Nanti kita umumkan lagi hasil penyidikan dari Mabes Polri," tegas Satriya.
Penyidikan oleh Densus dilakukan karena pelaku perampokan emas di Jambi ditangkap saat melarikan diri ke Jawa Barat dan Jawa Tengah. Serta di Sumatra Barat dan Jambi.
Lima pelaku perampokan toko emas Apolo di Jambi di kawasan Pasar Jambi yang berhasil menggondol 20 Kg emas bernilai sekitar Rp 10 miliar berhasil ditangkap anggota Reskrim Polresta Jambi.
Para pelaku ditangkap di tempat yang terpisah, ada yang di Sumedang, Jawa Barat, Semarang, Jawa Tengah, Payakumbuh, Sumatra Barat dan sisanya di Jambi.
Selain mengamankan lima pelaku, polisi juga menyita barang bukti dari hasil pencurian. Antara lain, tiga unit mobil, Xenia BH 1096 AM, Avanza B 1239 TKI, Honda Jazz B 1400 UOO, dan satu unit sepeda motor Yamaha Jupiter, dan uang tunai Rp 210 juta.
Aman alias Man Atung (43 tahun) dianggap sebagai otak aksi perampokan yang ditangkap pada 29 Desember di Jawa Barat.
Dua tersangka lainnya atas nama Saidi (46), Akraidinata (33) ditangkap di Jawa Barat. Kemudian H Efenddi (66) yang mengungkapkan lokasi tempat pelaku lainnya. Terakhir yang ditangkap atas nama. Jhonny Hedra (35) di Jambi.