Rabu 22 Jan 2014 12:23 WIB

Pemkot Buka Titik-Titik Banjir Manado

Seorang warga membersihkan lumpur rumahnya setelah terendam banjir di Manado, Sulawesi Utara, Kamis (16/1). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sulut menyatakan banjir telah menelan 15 korban, 6 di Manado , Tomohon 5 dan Minahasa 4 korban jiwa.
Foto: ANTARA FOTO/Fiqman Sunandar
Seorang warga membersihkan lumpur rumahnya setelah terendam banjir di Manado, Sulawesi Utara, Kamis (16/1). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sulut menyatakan banjir telah menelan 15 korban, 6 di Manado , Tomohon 5 dan Minahasa 4 korban jiwa.

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Pemerintah Kota Manada terus membuka akses ke permukiman penduduk yang masih terisolasi pascabanjir Rabu (15/1) lalu.

"Kami menyampaikan terima kasih kepada aparat TNI dan Polri yang dikoordinasikan Pangdam VII Wirabuana maupun kapolda yang sehari setelah banjir telah membantu pemerintah kota membuka akses ke daerah permukiman yang terisolasi," kata Wali Kota Manado, GS Vicky Lumentut, di Manado, Rabu.

Dia mengatakan, saat ini TNI sementara membangun jembatan darurat di Kelurahan Dendengan Dalam yang melintas DAS Tondano setelah jembatan utama putus diterjang banjir bandang.

Sebelumnya, kata dia, jajaran TNI telah membangun jembatan Boulevard yang juga ambruk digerus banjir.

"Sebelumnya pangdam berjanji akan membangun jembatan Dendengan Dalam kira kira sepekan setelah pembangunan jembatan Boulevard. Tapi seperti yang kita lihat, TNI sudah membangunnya. Ini sangat membantu tugas kami sebagai pemerintah kota membuka akses-akses menuju permukiman warga yang masih terisolasi," katanya.

Wali kota mengatakan, apabila semua akses ke permukiman warga yang terisolasi sudah terbuka, tugas selanjutnya yang akan dilakukan pemerintah kota adalah mendistribusikan bantuan-bantuan yang dibutuhkan warga pascabanjir.

Dia mengatakan, di ruas-ruas jalan, lorong dan permukiman penduduk masih ditutupi dengan lumpur dan sampah sehingga pemerintah kota dibantu dengan pihak swasta mendatangkan alat-alat berat seperti eskavator maupun loader membuka akses jalan yang masih tertutup.

"Dari sembilan kecamatan yang terkena dampak banjir bandang, tujuh kecamatan di antaranya dikategorikan parah," katanya.

Banjir bandang yang terjadi Rabu (15/1) menghanyutkan, merendam ribuan rumah penduduk serta merusak bangunan pemerintah dan swasta, beberapa warga juga meninggal dalam peristiwa ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement