REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Sekitar 6.000 personel TNI, Polri, Pegawai Negeri Sipil dan elemen masyarakat lainnya secara serentak melakukan bersih-bersih Kota Manado dari sampah pascabanjir bandang dan tanah longsor yang melanda daerah itu, Rabu (15/1).
Ribuan orang tersebut akan melakukan bersih-bersih di Kota Manado selama seminggu mulai hari ini, Rabu (22/1) sampai Rabu (29/1).
"Kita turun bersama-sama dengan masyarakat, untuk membersihkan Kota Manado," kata Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Sarundajang pada apel kerja bakti peduli bencana di halaman kantor gubernur Jalan 17 Agustus Manado, Rabu.
Sinyo Saundajang mengatakan akibat banjir dan tanah longsor tersebut sekitar 600 rumah hilang dan ribuan rumah terisi lumpur serta jalan-jalan, got, selokan juga penuh lumpur.
Rumah yang kemasukan lumpur tersebut perlu dibersihkan supaya masyarakat dapat menghuninya kembali.
"Oleh sebab itu secepatnya kita harus bersihkan kota ini," kata Sarundajang dan menambahkan, "kita juga memberikan semangat pada saudara-saudara yang mengalami bencana."
Dia mengatakan, para PNS, TNI, Polri dengan tidak mengurangi tugas pokok masing-masing, menyediakan waktu untuk tujuh hari ini guna membersihkan kota.
Sejumlah tempat yang menjadi lokasi sasaran bersih-bersih antara lain Kampung Ternate, Wonasa Tanjung, Singkil, Sindulang, Karame, Karombasan, Ranotana, Pakowa, Wanea, Bumi Nyiur, Tanjung Batu, Jalan Kembang, Sario, dan Jalan Pramuka.
Kemudian Jalan Sudirman, Calaca, Paal dua, Dendengan Luar, Dendengan Dalam, Batu Kota, Malalayang, Tikala Baru, Taas, Perkamil.
Sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah dan instansi terkait lainnya telah dibagi ke lokasi-lokasi tempat bersih-bersih tersebut.
Kerja bakti bersih Kota Manado itu dipimpin langsung Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Sarundajang serta melibatkan sejumlah pejabat di daerah itu seperti Danrem Brigjen TNI Musa Bangun, Danlantamal Laksamana Pertama TNI Raja Morni Harahap, Kapolda Sulut Brigjen Pol Robby Kaligis, Dalanudsri Kolonel Pnb Ferdinan Roring.