REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Kota Yogyakarta akan menyediakan dua konselor di setiap Rukun Warga (RW) untuk mendeteksi dini pasien penyakit kanker di kota tersebut.
"Konselor itu nantinya sekaligus mendata jumlah penderita kanker secara faktual. Banyak saya temukan kasus penderita yang hanya dibiarkan di rumah," kata Ketua YKI Kota Yogyakarta, Tri Kirana Muslidatun atau akrab dipanggil Ana Haryadi Suyuti usai pelantikan pengurus YKI di Balai Kota Yogyakarta, Selasa (21/1).
Selain pendataan, kata dia, YKI akan berupaya menjembatani akses Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan bagi pengidap kanker. Terutama agar muncul kesadaran untuk memeriksakan penyakit kanker sejak dini tanpa harus menunggu hingga stadium tertentu.
Jumlah pengurus YKI Cabang Kota Yogyakarta yang berjumlah 30 orang tersebut terdiri dari berbagai kalangan. Antara lain tokoh masyarakat, dokter spesialis hingga aparatur pemerintah. Oleh karena itu Tri Kirana optimis, penanganan kanker di masyarakat bisa optimal.
"Kami juga akan meminta Pemkot dan RSUD supaya memiliki alat pendeteksi kanker," ujarnya.
Pengurus YKI Kota Yoogyakarta masa bakti 2013-2017 dikukuhkan oleh Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti. Dalam sambutannya Haryadi berharap, keberadaan YKI mampu bersinergi dengan pemerintah dalam mempersempit ruang gerak penyakit kanker.
Selain itu YKI juga diharapkan mampu membangun kesadaran masyarakat dalam pola hidup yang sehat. Terutama asupan makanan yang ideal bagi tubuh. Hal ini lantaran penyakit kanker dapat tumbuh karena kebiasaan konsumsi makanan dan minuman pengawet, merokok serta pola kehidupan bebas. Upaya pendampingan bagi penderita kanker menurutnya juga cukup penting.
Menurut Haryadi, banyak warga yang baru memeriksakan penyakitnya ketika sudah memasuki stadium lanjut. "Pengobatan alternatif atau medis, itu pilihan. Tapi YKI harus bisa menyakinkan, setiap pengobatan yang dijalani itu terukur dan hasil pengobatannya dapat diuji," ujarnya.