REPUBLIKA.CO.ID, KABANJAHE -- Rencananya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan mengunjungi sejumlah pos pengungsian bencana Gunung Sinabung di Kota Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, Kamis (23/1). Para pengungsi pun juga sudah berencana mengeluarkan keluhannya kepada petinggi Partai Demokrat tersebut.
Lisbet (40 tahun), pengungsi di Islamic Center Kabanjahe menyatakan, ingin meminta agar penanganan bencana ditangani oleh pemerintah pusat dengan menetapkannya sebagai bencana nasional.
Menurutnya Pemkab Karo tidak serius dalam menangani para pengungsi akibat erupsi Gunung Sinabung ini. Contohnya, persoalan makanan dan air bersih yang kerap mengalami kekurangan.
"Biar sekalian diurusin pemerintah pusat saja supaya jelas juga nanti kehidupan kita setelah ini bagaimana," ucap Lisbet sambil menggendong anak keempatnya yang berusia dua tahun.
Minimnya perhatian Pemkab Karo juga disampaikan Wakil Koordinator Pos Pengungsi Masjid Agung Kabanjahe, Suwanto Sitepu. Sebagai pimpinan koordinasi untuk para pengungsi, ia tidak mau bergantung dengan pemberian makanan dan minuman dari posko utama yang dibawahi Pemkab Karo.
Namun, lebih banyak mengandalkan sumbangan dari pribadi perorangan atau swasta yang memberikan langsung. Ia pun mempertanyakan penolakan status bencana nasional oleh Bupati Karo, Kena Ukur Karo Jambi Surbakti.
"Sudah empat bulan warga mengungsi tapi belum ada rencana jelas dari pemda. Dari koran lokal, katanya bupati menolak status bencana nasional, memangnya sudah sanggup menangani ini? Peran pemda masih kecil sekali," sindirnya.
Keluhan juga disampaikan pengungsi di Universitas Karo (Uka), Imelda. Ia meminta agar SBY untuk melihat langsung desa yang hancur akibat terkena awan panas dan hujan debu yang dimuntahkan dari perut Gunung Sinabung.
"Tapi saya ragu kalau presiden mau ke sana, biasanya pejabat hanya di sekitar sini (Kota Kabanjahe) saja. Kalau begitu mah lebih baik tidak usah ke sini," papar Imelda.
Saat ini tercatat ada 28.536 orang pengungsi dari 31 desa yang ditempatkan di 42 pos pengungsian. Bangunan dan lahan di desa-desa tersebut umumnya telah ditutupi muntahan abu vulkanik atau terkena awan panas.
Tiga desa yang paling dekat dengan puncak Gunung Sinabung adalah Desa Bekerah, Desa Simacem dan Desa Sukameriah. Di tiga desa ini yang paling banyak terdapat rumah yang roboh atau atap bolong dan ambruk karena abu vulkanik.
Bupati Karo, Kena Ukur Karo Jambi Surbakti merilis jumlah rumah atau bangunan yang rusak akibat erupsi Gunung Sinabung sebanyak 228 unit di sekitar delapan desa. Kerugian pun ditaksir sekitar Rp 12 triliun. Sedangkan kerugian untuk lahan pertanian dan perkebunan yang rusak, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat Rp 712 miliar.