Selasa 21 Jan 2014 18:56 WIB

Pengungsi Banjir Emosi Tak Dapat Jatah Konsumsi

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pengungsi Banjir (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pengungsi Banjir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PAMANUKAN -- Sejumlah pengungsi korban banjir Pamanukan, Kabupaten Subang, Jawa Barat, emosi saat meminta beras ke posko banjir Kantor Kecamatan Pamanukan, Selasa (21/1).

Pasalnya, permintaan mereka tak kunjung ditanggapi petugas. Bahkan, mereka terkesan di 'ping-pong' ke sana kemari. Hanya untuk mendapat persetujuan dari petugas mantri polisi (MP) kecamatan.

Abandi Kosim, koordinator pengungsi di lokasi Islamic Center, Desa Lengkongjaya, Kecamatan Pamanukan, mengatakan, sedari siang dia berada di posko penanggulangan bencana Kantor Kecamatan Pamanukan.

Tujuannya hanya meminta lauk pauk. Sebab, pengungsi di lokasi Islamic Center, hanya mendapatkan bantuan beras. "Kami hanya minta mie instan, kecap atau apapun untuk lauk pauk nasi," ujarnya, dengan nada suara tinggi, kepada RoL.

Akan tetapi, ketika berkoordinasi dengan petugas, dia merasa di 'ping-pong', bahkan harus mendapat persetujuan dari koordinator pos pengungsian lain. Serta persetujuan MP.

Padahal, kata Abandi, pengungsi di Islamic Center yang jumlahnya sekitar 800 jiwa tidak meminta beras. Sebab, beras sudah banyak. Yaitu, kiriman bantuan dari berbagai pihak.

"Ini kan posko, jadi wajar jika kami minta ke sini. Kalau kamu minta ke caleg atau pengusaha juga pasti di kasih. Tapi, inikan posko penanggulangan banjir. Seharusnya mereka cepat tanggap," ujarnya.

Senada dengan Abandi, Lili Idawati (50 tahun), korban banjir asal Desa Pangasinan, Kecamatan Pamanukan, emosinya tersulut ketika permintaannya tak ditanggapi.

Lili mengaku, dia meminta beras untuk suplai makanan bagi saudaranya yang masih terjebak di lantai dua rumahnya. Apalagi, saudaranya itu sudah dua hari tidak makan dan minum. Karena, tak ada yang memberikan bantuan bagi mereka. "Saudara saya ada enam orang, mereka terjebak tak bisa ke mana-mana di lantai dua rumahnya," ujarnya.

Jadi, Lili meminta bantuan kepada petugas di posko bencana. Dia hanya meminta beras ke petugas. Sebab, bukannya dia tak punya uang. Melainkan, dirinya kesulitan membeli beras di warung-warung dan pasar. Sebab, stoknya semua sudah habis.

"Berapapun saya terima, jika para petugas ini memberi saya beras. Bila perlu saya beli beras dari petugas di posko bencana ini," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement