Senin 20 Jan 2014 19:15 WIB

Banjir dan Longsor Terjadi di Pekalongan

Rep: eko widianto/ Red: Damanhuri Zuhri
Rumah warga yang dilanda longsor (ilustrasi).
Foto: Antara/Arif Pribadi
Rumah warga yang dilanda longsor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KAJEN -- Selama sepekan terakhir, hujan deras yang terus menerus mengguyur wilayah Kabupaten Pekalongan telah menyebabkan terjadinya bencana banjir dan longsor.

Bencana longsor terjadi di Desa Luragung dan Desa Garungwiyoro, Kecamatan Kandangserang. Akibat bencana yang terjadi Kamis (16/1) dan Jumat (17/1) ini, delapan rumah warga mengalami rusak berat.

''Rumah-rumah tersebut mengalami kerusakan akibat longsornya tebing setinggi 30 meter yang ada di Desa Luragung dan juga tanah ambles,'' jelas Camat Kandangserang, Istiyanto, Senin (20/1). Untungnya, kejadian tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa dan korban luka.

Sedangkan bencana banjir, melanda puluhan desa di 8 wilayah kecamatan, yakni Kecamatan Tirto, Wonokerto, Wiradesa, Buaran, Siwalan, Sragi, Bojong, dan Kedungwuni. Selain menyebabkan warga sempat mengungsi, banjir juga telah merusak sejumlah infrastruktur jalan.

''Banjir terjadi sejak Jumat (17/1). Saat ini sudah mulai surut, tapi masih ada beberapa desa yang masih terendam. Mudah-mudahan curah hujan tidak kembali meningkat, sehingga genangan air tidak kembali meninggi,'' kata Sekda Kabupaten Pekalongan, Susiyadi.

Mengenai bencana longsor, Istiyanto menyebutkan, untuk di Desa Luragung ada tiga rumah yang mengalami kerusakan.

Yakni, rumah milik Yoni, Taryat, dan Amsori. Rumah ketiga warga tersebut, tertimpa longsoran tebing yang runtuh pada Jumat (17/1) pukul 23.30.

Sedangkan di Desa Garungwiyoro, longsor terjadi pada Kamis (16/1) pukul 18.30. Di desa ini ada 2 rumah warga yang rusak parah dan 3 rumah warga yang retak.

Dua rumah yang longsor masing-masing milik Rahmadi (45) dan Kartubi (49). Sementara, rumah warga yang retak yakni milik Tomo (72), Roni (38), dan Rono (38). ''Kerusakan rumah, disebabkan oleh tanah yang ambles cukup dalam,'' jelasnya.

Dia menyarakan, saat ini para perangkat desa bersama masyarakat telah melaksanakan pembersihan dan pembongkaran rumah yang rusak.

Sedangkan penghuninya dievakuasi ke rumah tetangga yang lebih aman. ''Kita juga sudah meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaan untuk menghindari jatuhnya korban,'' jelasnya.

Sementara untuk bencana banjir, Susiyadi menyatakan, Pemkab sempat melakukan evakuasi terhadap ratusan warga mengingat ketinggian genangan air mencapai lebih dari 1 meter. '

'Pemkab telah menjadikan kantor-kantor kecamatan yang daerah mengalami banjir sebagai posko banjir. Posko banjir sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai tempat pengungsian dan dapur umum,'' jelasnya.

 

Bahkan selain di posko kecamatan, sebagian korban banjir lainnya juga mengungsi ke sejumlah tempat seperti masjid, mushola, balai desa, dan gedung yang lebih tinggi. ''Untuk itu, kami telah mengirimkan bantuan logistik dan bantuan yang diperlukan warga di masing-masing kecamatan,'' jelasnya.

 

Selain mengganggu aktivitas warga, pengguna jalan yang melintas di 9 kecamatan tersebut juga banyak yang terjebak banjir. Seperti di ruas jalan Kedungwuni-Buaran dan jalan desa Sidorejo-Sepacar, genangan air yang mencapai ketinggian 1 meter menyebabkan banyak kendaraan mengalami  mogok.

 

Menyikapi bencana ini, Susiyadi meminta agar di setiap posko pengungsian selalu ada petugas piket dan dokter jaga atau tim medis. Bahkan dia juga telah memerintahkan agar pelayanan publik tetap berjalan, meskipun banjir merendam sejumlah perkantoran milik pemkab.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement