REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla mengatakan Kota Manado dan sekitarnya yang terkena banjir bandang membutuhkan rehabilitasi secepatnya. "Rehabilitasi harus cepat dilakukan, kebutuhan pokok, makanan dan air bersih sangat penting," kata Jusuf Kalla saat meninjau lokasi terparah terkena banjir bandang di Kecamatan Tikala, Manado, Senin.
Ia mengingatkan agar warga masyarakat bergotong royong sambil menunggu datangnya bantuan, supaya kehidupan cepat kembali berjalan normal. Dia menegaskan PMI siap membantu apa saja untuk melakukan rehabilitasi di kawasan yang terkena banjir bandang di Kota Manado dan sekitarnya.
Sementara itu, Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang mengatakan saat ini air bersih sangat dibutuhkan bagi korban banjir bandang yang menerjang Kota Manado, Tomohon, dan Minahasa pada Rabu (15/1). "Air bersih sangat mendesak. Kalau makanan kita masih bisa atasi, tapi air benar-benar dibutuhkan," ujar Sarundajang.
Menurut dia, cakupan banjir kali ini lebih luas mencapai tiga kali lipat dari banjir-banjir yang pernah menerjang Manado dan sekitarnya. Ketinggian air mencapai tiga meter dan meninggi pada siang hari. Hingga saat ini tercatat 19 orang meninggal dunia, lebih dari 400 orang mengungsi, dan lebih dari 1000 rumah rusak. Korban meninggal tersebar di Kota Manado, Tomohon, dan Minahasa.
Banjir bandang berawal dari hujan deras yang mengguyur Manado sejak Senin (13/1), membuat Sungai Sario, Tondano, dan Sawangan meluap yang memicu terjadinya banjir bandang. Berdasarkan pantauan Antara di sepanjang Jalan Daan Mogot, Tikala, Manado, kondisi jalan masih ditutupi lumpur, sampah bercampur perabot masih banyak teronggok di pinggir jalan. Warga tampak sibuk membersihkan rumah dari sampah dan kayu yang terbawa banjir. Sebagian terlihat mengantri air bersih yang disalurkan PMI di lokasi tersebut.