Ahad 19 Jan 2014 11:05 WIB

Banjir di Jabar Meningkat

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: A.Syalaby Ichsan
Banjir di Dayeuh Kolot, Bandung
Foto: Rezza Estily/Antara
Banjir di Dayeuh Kolot, Bandung

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat mencatat, pada 2013, frekuensi bencana banjir, longsor dan gerakan tanah serta korban bencana di Jabar meningkat dari tahun sebelumnya.

Sepanjang 2013, jumlah banjir mencapai 21 kasus yang merendam sekitar 32.630 rumah, 43 kasus longsor dengan jumlah kerusakan berat rumah mencapai 389 rumah, 15 kasus krisis air bersih, 8 kasus angin puting beliung yang  menghancurkan 491 rumah dan 4 kasus gempa tektonik. 

''Jumlah warga yang mengungsi akibat banjir mencapai 15 ribu jiwa dan mengungsi akibat longsor mencapai 375 KK (Kepala Keluraga). Jumlah korban tewas akibat bencana sepanjang 2013 mencapai 46 jiwa,'' ujar Direktur Eksekutif Walhi Jabar, Dadan Ramdan kepada RoL melalui siaran persnya, Ahad (19/1) .

Menurut Dadan, di awal 2014 ini BMKG sudah menginformasikan bahwa Jabar akan mengalami cuaca ekstrim yang ditandai dengan curah hujan yang tinggi dan perbedaan suhu yang tajam.

Potensi hujan tinggi, akan terjadi di sejumlah daerah di Jabar. Banjir di awal tahun ini di sejumlah daerah di Jabar sudah banyak terjadi. 

Berdasarkan pengamatan Walhi Jabar, kata dia, sejumlah daerah yang sudah mengalami banjir adalah Kabupaten Bandung, Subang, Indramayu, Cirebon, Bekasi, Depok. Di Indramayu, banjir sudah menggenangi 16 kecamatan dan di Subang sudah menggenangi sekitar 12 kecamatan. 

''Kami memperkirakan, luasan banjir di Jabar akan semakin bertambah sedikitnya di 16 Kabupaten/kota yang selama ini rawan banjir dan longsor,'' kata Dadan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement