Ahad 19 Jan 2014 10:48 WIB

Begini Cara 'Penyakit Banjir' Mewabah

 Sejumlah pengungsi korban banjir, masih bertahan di tempat pengungsian di Gedung Olahraga Jakarta Timur, Jalan Otista Raya, Jakarta, Sabtu (18/1). (Republika/Prayogi)
Sejumlah pengungsi korban banjir, masih bertahan di tempat pengungsian di Gedung Olahraga Jakarta Timur, Jalan Otista Raya, Jakarta, Sabtu (18/1). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana banjir yang melanda berbagai daerah di Indonesia termasuk wilayah DKI Jakarta berpotensi menimbulkan sejumlah penyakit. Jika penyakit tersebut mewabah, ada kemungkinan terjadinya kejadian luar biasa atau KLB.

"Banjir berpotensi menimbulkan berbagai penyakit yang berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB)," kata Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Jakarta Raya (PAPDI JAYA) Ari F Syam, dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Ahad (19/1).

Apalagi, menurut dokter Ari Syam, penyakit pascabanjir kasusnya diprediksi meningkat. Secara umum, ia mengemukakan, peningkatan kasus penyakit itu didasarkan pada penyebaran tiga kelompok penyakit yaitu penyebaran melalui makanan dan minuman, penyebaran melalui nyamuk dan penyebaran melalui tikus.

Pengajar Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu memaparkan, penyakit yang ditularkan makanan dan minuman penyebaran antara lain infeksi kolera, disentri, rotavirus serta demam typhus.

"Pasien dengan infeksi usus bisa datang dengan diare, muntah berak, mules saat BAB dan BAB ada darah. Diare juga menjadi KLB pada banjir Jakarta tahun 2007," ujarnya.

Ari juga memaparkan, penyakit yang ditularkan melalui nyamuk misalnya Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) yang dibawa melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Ia mengingatkan, pada banjir besar tahun 2007, Jakarta pernah mengalami KLB penyakit DHF, ketika ibu kota lumpuh akibat akibat genangan air terjadi pada lebih setengah wilayah Jakarta.

Sedangkan salah satu penyakit yang ditularkan melalui tikus adalah leptospirosis yang dibawa melalui kencing dan kotoran tikus dalam genangan banjir.

"Apabila kita mengalami luka terbuka pada tangan atau kaki atau mukosa mulut, maka air yang sudah tercemar dengan kotoran tikus yang sudah mengandung leptospirosis akan menularkan kita," katanya.

Ia juga mengatakan bahwa leptospirosis sangat berbahaya jika penyakit berlanjut dengan berbagai komplikasi antara lain terjadi kerusakan ginjal, peradangan pankreas, liver, paru dan otak.

Ari menuturkan, terganggunya kesehatan akibat banjir biasanya terjadi juga karena ada gangguan pada faktor daya tahan tubuh, faktor lingkungan, dan faktor bakteri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement