REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir yang terjadi di sejumlah daerah di Jakarta sejak Ahad (12/1) lalu, memaksa ratusan jiwa warga Jakarta untuk mengungsi posko banjir.
Mereka mengungsi ke posko-posko yang disediakan, namun tak sedikit dari mereka yang lebih memilih tetap bertahan di rumahnya dan mengungsi ke rumah sanak famili.
"Setiap musim penghujan, daerah Gang Rawa Spat RT 9 RW 6 Cililitan Kecil, Kramatjati, Jakarta Timur, selalu terkena banjir," kata Purnomo (56 tahun), salah warga Cilitan Kecil, Jumat (17/1).
Purnomo mengaku lebih memilih mengungsi ke rumah sanak saudara karena kesehatan terjamin. Hal itu dilakukan karena belajar pada pengalaman sebelumnya.
"Tadi mau tinggal di posko pengungsian, tapi karena tahun kemarin saya merasa kurang nyaman di posko yang terlalu ramai, jadi sekarang tinggal di rumah saudara saja," ujar Purnomo.
Dia mengatakan, di posko pengungsian memang terfasilitasi dengan baik, namun karena didalam gedung terdapat ratusan pengungsi, bapak dua anak ini memilih menggungsi di tempat saudara di daerah Cililitan yang aman banjir.
Sementara itu, berbeda dengan Siti (39 tahun), salah satu warga Rawa Sepat, RT empat RW delapan itu lebih memilih mengungsi ke posko pengungsian di Otista empat. Hal itu lantaran lebih mudah melihat kondisi rumah, karena sang suami lebih memilih tinggal di rumah.
"Saya sama dua anak saya memilih ngungsi di Otista. Suami nggak ikut ngungsi karena jaga rumah," ujar Siti. Siti mengatakan, kampung di Cililitan Kecil ini memang kerap dilanda banjir lantaran perkampungan itu berada di bantaran Kali Ciliwung.
Dalam pantauan RoL, banjir di wilayah tersebut mulai surut. Namun, sebagian besar warga belum kembali ke rumahnya karena dikawatirkan air akan naik lagi. Sementara, arus lalulintas dari Cililitan ke Kampung Melayu nampak lancar, sebaliknya dari arah Kalibata menuju Cililitan dan Kampung Melayu nampak padat.