Jumat 17 Jan 2014 07:50 WIB

Cuaca Buruk Bikin Harga Ikan Asin Meroket

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Karta Raharja Ucu
Pekerja menjemur ikan asin yang akan dijual ke konsumen. (Republika/Aditya Pradana Putra)
Pekerja menjemur ikan asin yang akan dijual ke konsumen. (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Cuaca buruk beberapa hari terakhir membuat sejumlah harga bahan makanan meroket, seperti sayuran, daging ayam, hingga ikan asin. Padahal, harga daging sapi belum ada perubahan.

Rina Irmawati, staff UPTD Pasar Leuwipanjang Purwakarta, Jawa Barat, mengatakan, bahan pangan yang mengalami kenaikan, yaitu cabe merah. Sebelumnya Rp 35 ribu kini jadi Rp 36 ribu per kilogram. Cabe rawit dari sebelumnya Rp 22 ribu menjadi Rp 24 ribu per kilogram. Tomat, juga mengalami kenaikan dari Rp 7.000 jadi Rp 8.000 per kilogram.

"Kenaikannya, antara Rp 1.000-2.000 per kilogram," ujarnya, kepada ROL, Rabu (15/1).

Daging ayam juga mengalami kenaikan harga. Sebelumnya hanya Rp 30 ribu per kilogram, kini jadi Rp 32 ribu per kilogram. Kemudian, bahan pangan berbahan dasar ikan olahan juga turut naik.

Seperti, ikan asin gabus sebelumnya hanya Rp 70 ribu kini jadi Rp 75 ribu per kilogram. Pun dengan ikan asin sepat ukuran sedang, sebelumnya Rp 40 ribu kini naik jadi Rp 45 ribu per kilogram.

Ikan asin sepat ukuran besar juga sama mengalami kenaikan harga. Sebelumnya Rp 50 ribu jadi Rp 55 ribu per kilogram. Tak ketinggalan, teri medan juga turut naik. Dari harga Rp 80 ribu menjadi Rp 85 ribu per kilogram.

"Untuk ikan asin ini, kenaikan harganya mencapai Rp 5.000 per kilogram," ujarnya.

Meski bahan pangan lain mengalami kenaikan harga, kondisi ini tidak terjadi pada komoditas daging sapi. Harga daging sapi sampai saat ini masih normal. Yakni, Rp 90 ribu per kilogram.

Kenaikan sejumlah harga bahan pangan ini, lanjut Rina, disebabkan oleh cuaca buruk. Suplai sayur mayur serta bahan lainnya mengalami ketersendatan. Namun, hingga kini bahan-bahan pangan itu tetap ada dan belum mengalami kelangkaan.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement