REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Sebanyak 217 warga korban banjir di empat kecamatan terserang berbagai penyakit. Demikian disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Darmansyah.
"Sejak 13 hingga 15 Januari 2014, tercatat 217 warga korban banjir yang datang berobat ke Posko Penanggulangan Banjir di Kelurahan Loa Ipuh. Keluhan korban itu diantaranya, gatal-gatal, batuk pilek, pusing, hipertensi, sariawan, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), diare serta 'gastritis' atau penyakit lambung," ungkap Darmansyah dihubungi dari Samarinda, Rabu (15/1) malam.
Hingga hari ketujuh atau Rabu, banjir kata Darmansyah telah merendam rumah 1.356 Kepala Keluarga (KK) di empat kelurahan di Kota Tenggarong, Ibu Kota Kabupaten Kutai Kartanegara. Banjir terparah lanjut dia berlangsung di Kelurahan Loa Ipuh yang telah merendam 1.004 rumah yang dihuni 1.176 KK atau 4004 jiwa.
Di Kelurahan Maluhu kata dia, tercatat 101 rumah yang dihuni 105 KK atau 349 jiwa terendam dan sebanyak 150 KK di Kelurahan Loa Ipuh Darat serta 20 KK di Kelurahan Jahab menjadi korban banjir. "Dari laporan perkembangan penanganan banjir hingga pukul 19. 00 Wita kondisi air sudah turun sampai 30 sentimeter namun beberapa tempat masih terendam. Saat ini, masih terdapat 25 KK yang mengungsi di Pokso Penanangan Banjir BPBD," ujar Darmansyah.
BPBD Kutai Kartanegara kata Darmansyah juga telah menyalurkan lima ton beras, bantuan dari Dinas Sosial Provinsi Kaltim kepada para korban banjir. "termasuk bantuan dari Bupati Kutai Kartanegara, RitaWidyasari serta dari berbagai insrtansi, ormas dan para caleg telah menyalurkan bantuan melalui Posko Penanggulangan banjir kemudian kami distribusikan kepada warga," tambahnya.
Banjir yang melanda empat kelurahan di Kota Tenggarong itu berlangsung sejak Kamis (9/1) dengan ketinggian air mulai 30 centimeter hingga satu meter.