REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Harga daging sapi di DIY stabil tinggi. Sejak 6 Desember
2013 pedagang daging sapi di Pasar Beringharjo dan di pasar lain bersama peternak sapi di DIY sudah memproklamirkan harga daging sapi di DIY Rp 105 ribu per kilogram.
Hal itu dikemukakan Kepala Seksi Pengadaan dan Penyaluran Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop dan UMKM) DIY Eni Rosilawati kepada Republika, Rabu (15/1).
Ini dikarenakan sapi bakalan sangat berkurang. Sehingga kalau sapi disembelih terus akan habis. Sementara bakalan sapi pertambahannya hanya sedikit, sedangkan kebutuhan daging sapi terus naik.
"Kami sudah rapat koordinasi dan ini menjadi masalah yang bukan hanya di DIY melainkan juga sudah scope nasional.
Dari pemerintah pusat hanya mengimpor daging sapi, sementara kalau daging sapi impor dibawa ke daerah banyak pedagang sapi yang tidak memiliki tempat pendingin daging sapi," katanya mengungkapkan.
Harapan para peternak dan pedagang sapi di DIY sebetulnya meminta agar pemerintah mengimpor bakalan sapi, bukan daging sapi. "Sebetulnya hal ini juga sudah kami sampaikan setiap ada pertemuan dengan pemerintah pusat baik di Jakarta maupun di Yogyakarta," kata Rosi, panggilan akrab Eni Rosilawati.
Namun untuk pengadaan bakalan sapi ini dari Pemerintah Pusat memiliki keterbatasan dana. "Seperti kita ketahui dan sudah menjadi masalah yang diketahui secara umum, uang yang digunakan untuk pengadaan bakalan sapi disalahgunakan. Padahal uang tersebut bisa untuk pengadaan bakalan sapi untuk kurun beberapa waktu," katanya.
Menurut Rosi, sejauh ini tidak ada kabar pedagang daging sapi di DIY tidak akan mogok. "Kemungkinan besar pedagang daging sapi di DIY tidak akan mogok.Karena pada awal Desember lalu sudah membuat kesepakatan tentang harga daging sapi," tuturnya.