Rabu 15 Jan 2014 15:25 WIB

Kambing Gunung di KBS Ditemukan Mati

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dewi Mardiani
Kebun Binatang Surabaya
Foto: Surabaya.go.id
Kebun Binatang Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Satwa di Kebun Binatang Surabaya (KBS), Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), lagi-lagi mati. Kali ini seekor anak kambing gunung betina yang berusia lima bulan ditemukan mati di kandangnya, Selasa (14/1) petang.

Direktur Operasional Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS), KBS Liang Kaspe, mengatakan, kambing itu berasal dari pemberian pihak lain. Hewan itu lalu diletakkan di kandang yang terpisah dari kandang kambing yang asli. Manajemen PDTS KBS memang menempatkan kandang hewan pemberian terpisah dengan kandang hewan asli.

Ia menambahkan, pihaknya harus melakukannya karena jika kambing pemberian itu langsung dicampur dengan satwa kambing yang asli dalam satu kandang maka dikhawatirkan mengakibatkan perkelahian antara keduanya. “Namun, Selasa sore sekitar jam 17.30-18.00 WIB seekor anak kambing gunung pemberian itu mati di kandangnya,” katanya saat ditemui di KBS, Rabu (15/1).

Anak kambing malang itu kemudian dibawa ke karantina, dan diautopsi oleh PDTS KBS. Hasil autopsi menyebutkan bahwa kematian anak kambing itu disebabkan adanya memar atau trauma pada daerah leher kiri di dekat kepala. Memar itu ditunjukkan otot yang berwarna kebiru-biruan dan ada beberapa pembuluh darah kecil yang pecah. Namun organ-organ lain seperti paru-paru, usus normal. “Jadi kematian anak kambing murni karena kecelakaan,” katanya.

Ditanya mengenai penyebab kematian satwa itu, pihaknya mengaku tidak tahu  karena tidak ada saksi yang melihat langsung bagaimana kambing itu mati. Namun Liang menyebutkan ada beberapa kemungkinan. Pertama, kambing itu mati karena ditabrak oleh rusa yang berada di sebelahnya. Kemungkinan kedua, hewan malang itu ditabrak oleh sesama kambing yang berukuran besar.

Namun, Liang menegaskan bahwa kambing itu mati secara wajar. Untuk mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang, Liang mengeklaim bahwa PDTS KBS telah melakukan beberapa langkah antisipasi. Langkah pertama, menempatkan satwa-satwa di kandang sesuai dengan tingkah lakunya.

Langkah kedua, memperhatikan dan memperbaiki rasio jenis kelamin (sex ratio). Artinya harus ada penataan rasio hewan berjenis kelamin jantan dengan hewan berjenis kelamin betina agar sama-sama seimbang. Selain itu, PDTS KBS juga akan menempatkan kamera pengawas (CCTV) di seluruh titik KBS. Tetapi pihaknya merahasiakan tempat-tempat CCTV. “CCTV itu akan dipasang pekan ini, paling lambat pekan depan,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement