REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Majelis Rasulullah, Habib Ahmad bin Jindan meminta para pemimpin dan calon pemimpin mengingat kisah Umar bin Khattab ra ketika menjadi pemimpin.
Habib Ahmad berkata, ketika itu, Umar dengan susah payah ia mencari menteri dan pejabat negara. Umar, katanya, enggan memilih pejabat yang tidak shaleh, karena mereka cenderung akan mengabaikan tanggung jawab yang besar melayani masyarakat.
Dalam satu riwayat yang lain, Habib Ahmad menjelaskan, ketika Umar menjadi pemimpin ia jarang tidur baik di siang dan malam hari, hingga akhirnya ia letih. Ini karena Umar selalu mengingat pesan Nabi Muhammad SAW, karena takut menyiayiakan tanggung jawab terhadap rakyat.
"Sedangkan di malam hari ia tidak bisa tertidur karena ia takut melepaskan tanggung jawab sujud di sepertiga malam kepada Allah. Saat Umar berhasil menaklukkan Baitul Maqdis di Palestina, ia masuk dengan kesederhanaan bukan kesombongan dan kebanggaan," katanya.
Pernyataan itu Habib Ahmad saat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Silang Monas, Selasa (14/1). Turut hadir dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di silang Monas, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Agama Suryadharma Ali dan beberapa pejabat negara lainnya.
Karenanya, Habib Ahmad berpesan, adalah tanggung jawab umat Islam Indonesia memilih pemimpin yang adil dan terbaik pada pemilu mendatang.
Umat Islam pun diminta memilih pemimpin dengan dasar keshalihan. Dan apabila sudah didapat pemimpin muslim tersebut, umat pun diminta tidak mencaci maki pemimpin itu karena itu tidak diajarkan Rasulullah SAW.