Selasa 14 Jan 2014 10:29 WIB

Masalah Ini Jadi Kendala Utama Normalisasi Ciliwung

 Kendaraan melintas di jalan Inspeksi Ciliwung Lama yang longsor, Jakarta Pusat, Selasa (19/11).  (Republika/Yasin Habibi)
Kendaraan melintas di jalan Inspeksi Ciliwung Lama yang longsor, Jakarta Pusat, Selasa (19/11). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembebasan lahan kerap menjadi kendala dalam pembangunan sejumlah infrastruktur penanggulangan banjir di berbagai daerah seperti di wilayah DKI Jakarta.

"Pembebasan tanah yang kerap menjadi kendala dalam pembangunan infrastruktur juga dihadapi dalam normalisasi Kali Ciliwung," kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane Iskandar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (14/1).

Menurut Iskandar, normalisasi Kali Ciliwung bermanfaat guna melebarkan kali tersebut dari kondisi saat ini hanya 10-20 meter menjadi 50 meter. Untuk itu, pihaknya juga telah mengidentifikasi potensi normalisasi yang tidak memerlukan pembebasan lahan milik masyarakat.

Ia mengungkapkan, dari total 19 kilometer normalisasi Kali Ciliwung yang akan dilakukan, diperkirakan ada lima kilometer yang tidak membutuhkan pengadaan tanah milik warga. "Di antaranya ada sepanjang 2,5 kilometer yang berlokasi di Condet (Jakarta Timur) tepatnya daerah Rindam Jaya," katanya.

Iskandar juga mengatakan, pihaknya di daerah tersebut telah diizinkan untuk mulai bekerja sehingga persiapan juga sudah dilakukan di lapangan. Sebagaimana diketahui, normalisasi Ciliwung yang terbagi menjadi empat paket pekerjaan membutuhkan pembebasan lahan seluas 65 hektare.

Paket pertama yaitu normalisasi mulai dari Jembatan Casablanka-Kampung Melayu memerlukan pembebasan tanah paling banyak yaitu 18 hektare, paket kedua (Kampung Melayu-Jembatan Kalibata) dan paket ketiga (Jembatan Kalibata-Eretan Condet) masing-masing membutuhkan 16 hektare serta Paket IV (Eretan Condet-TB Simatupang) butuh 15 hektare.

Acara "ground breaking" (peletakan batu pertama) normalisasi tersebut telah dilakukan oleh Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Eks Kantor Suku Dinas Pekerjaan Utama Jakarta Timur, Jatinegara pada 23 Desember 2013.

Kali Ciliwung sebagai salah satu dari 13 sungai yang melintas di kawasan Jakarta, seringkali meluap sehingga mengakibatkan banjir.

Normalisasi akan dirampungkan hingga 2016 dengan total dana penanganan senilai Rp1,18 triliun. Setelah normalisasi, kapasitas alir Kali Ciliwung akan meningkat 570 meter kubik per detik dibanding kapasitas debit aliran saat ini yang hanya 180 meter kubik per detik

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement