Jumat 10 Jan 2014 19:18 WIB

Wali Kota Akui Kematian Singa Afrika di KBS tak Wajar

Pengunjung Kebun Binatang Surabaya
Foto: Antara
Pengunjung Kebun Binatang Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menanggapi berita kematian singa Afrika di Kebun Binatang Surabaya (KBS) pada Selasa (7/1) dan menyebutnya tidak wajar.

"Saya sepakat kematian singa tidak wajar. Tapi itu semua kewenangan pihak kepolisian, saya berharap penegak hukum bisa mengusut tuntas kasus ini," ujar Wali Kota Surabaya saat memberikan keterangan pers di kediaman Jl. Sedap Malam Surabaya, Jumat (10/1).

Wali kota menengarai ada pihak-pihak yang punya kepentingan tertentu, hanya saja orang nomor satu di Pemkot Surabaya itu memilih untuk menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut kepada aparat penegak hukum.

Mengantisipasi kejadian tidak terulang, dia menegaskan akan mengambil langkah konkret, di antaranya mengerahkan tenaga lebih untuk penjagaan KBS siang dan malam. Pemasangan CCTV, kata dia, akan dikerjakan dalam satu minggu ke depan.

Tak hanya itu [emasangan kaca pada kandang hewan juga bakal dilakukan dalam waktu dekat. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan keamanan satwa KBS.

Pada kesempatan itu, Risma juga menjelaskan seluk-beluk persoalan yang selama ini melanda KBS. Tak dapat dimungkiri bahwa kondisi satwa KBS yang memprihatinkan lantaran adanya konflik berkepanjangan, yang hingga kini masih belum ada putusan resmi.

Pemkot Surabaya akan mengambil alih pengelolaan KBS dengan tujuan ingin mengembalikan kejayaan kebun binatang yang sudah ada sejak zaman Belanda itu.

"Dulu, KBS bahkan sempat menyandang predikat kebun binatang terbesar di Asia Tenggara," katanya. Setelah melewati proses panjang, kini KBS dikelola oleh Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS.

Risma mengatakan meski PDTS KBS baru mengelola KBS selama enam bulan terakhir, namun kondisi makanan serta kebersihan terbukti menjadi lebih baik.

 PDTS KBS berusaha membenahi kondisi hewan-hewan yang ada dengan meningkatkan kualitas makanan dan perawatan tapi belum bisa maksimal karena masih terbentur sengketa.

 

Sementara itu, menanggapi berita salah satu media asing yang memuat tentang KBS yang memperlakukan koleksi hewannya secara kejam, Risma menyatakan bahwa hal tersebut tidak benar. Ia menekankan artikel maupun foto yang ditampilkan sama sekali tidak menggambarkan kondisi KBS saat ini.

 

Setelah ia mengecek ternyata foto-foto diambil setahun yang lalu. "Sekali lagi saya tegaskan bahwa itu bukan kondisi terkini. Saat ini sudah jauh lebih baik," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement