REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Badai dan cuaca buruk masih menyelimuti puncak Mahameru (3.676 mdpl) di pegunungan Semeru, Jawa Timur. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS), hingga Jumat (10/1) masih menyematkan status siaga dua di beberapa titik Semeru.
"Puncak Mahameru siaga dua," kata petugas BBTNBTS, Lilis Suprapti ketika dihubungi Jumat (10/1). Menyusul penutupan jalur pendakian, BBTNBTS masih belum dapat memastikan kapan jalur pendakian kembali dibuka.
Lilis menambahkan, cuaca buruk, badai serta kabut tebal diprediksi masih akan terus terjadi dalam beberapa bulan ke depan. Menurutnya, keterangan yang didapat sejumlah wartawan akan info Semeru dPt kembali dibuka pada April 2014, masih perlu terus dievaluasi. "Selain menunggu cuaca membaik, perlu dilakukan revitalisasi ekosistem secara intensif. Bisa lebih dari itu (April, red)," ujarnya.
Jika jalur pendakian tidak ditutup, bahaya yang mengancam para pendaki akibat situasi ini adalah tanah longsor dan badai yang membuat pohon tumbang. Per 5 Januari 2014, kata Lilis, Semeru telah steril dari pendaki hingga resmi ditutup secara total keesokan harinya.
Ditutupnya secara total akses pendakian, sebelumnya telah disampaikan melalui surat pengumuman Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) pada 6 Januari 2014. Kepala BBTNBTS, Ayu Dewi Utari menyatakan, Penutupan dilakukan guna kepentingan revitalisasi ekosistem dan pembenahan rambu-rambu pendakian. Masih dalam surat pengumuman tersebut, BBTNBTS belum dapat memastikan kapan jalur pendakian dapat kembali dibuka.
Di beberapa pintu masuk Semeru juga terlihat lengang dari pengunjung. Sebelumnya, Semeru merupakan destinasi favorit para pegiat dan pecinta alam. Sepanjang 2013, sedikitnya 40 ribu pendaki mendaratkan kakinya di puncak tertinggi di pulau Jawa itu.