REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepanjang sejarah Indonesia, jabatan presiden didominasi tokoh asal Jawa. Peserta konvensi capres Partai Demokrat memberikan pandangan berbeda untuk calon pemimpin Indonesia ke depan.
Irman Gusman pernah mendapat pertanyaan serupa mengenai tradisi presiden dari Jawa itu. Ia kemudian menanyakan mengenai siapa proklamator Indonesia. Jawabannya Sukarno-Hatta. "Tanpa ada Hatta, tidak akan ada Indonesia," ujar tokoh asal Sumatra Barat itu di Jakarta, Rabu (9/1).
Irman menanggapi pertanyaan itu dengan santai. Ia juga menanyakan perihal pendiri Republik Indonesia. Si penanya, kata Irman, menjawab Sukarno, Hatta, Sutan Sjahrir, dan Tan Malaka. "Empat dari tiga itu berasal dari Sumatra Barat," ujar Ketua DPD itu.
Irman juga memberikan contoh lain. Ia mengatakan, faktor yang membuat Malaysia bisa lebih maju karena raja pertama, Tuanku Abdul Rahman mempunyai darah Sumatra Barat. Begitu pun Tun Yusof bin Ishak, presiden pertama Singapura.
"Makanya saya bilang Indonesia ingin maju, 2014, harus dipimpin oleh orang Sumatra Barat. Kalau mau maju. Kalau enggak, pilih yang lain," ujar dia, sembari tertawa.
Peserta konvensi Sinyo Harry Sarundajang yang berasal dari Sulawesi Utara juga mempunyai tanggapan soal tradisi pemimpin asal Jawa. Ia mengatakan, memang tidak banyak yang berasal dari kawasan Timur.
Ia mencontohkan BJ Habibie dan Jusuf Kalla. Bisa jadi, ke depan presiden Indonesia berasal dari Timur. "Mengapa tidak. Sekarang juga boleh bagi saya orang Timur," ujar Gubernur Sulawesi Utara itu.