REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Pembenahan terhadap sarana keselamatan KA, terus dilakukan PT KAI. Selain menggunakan sarana inframerah dan stiker sensor panas untuk mendeteksi temperatur bearing roda, PT KAI juga telah melengkapi setiap lokomotif penarik rangkaian KA dengan sistem GPS (Global Positioning System).
Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Surono, mengatakan fasilitas GPS yang tersemat di lokomotif tersebut, bukan untuk menentukan arah tujuan KA, karena jalur perjalanan KA akan mengikuti jalur rel yang sudah ada. ''GPS ini berfungsi agar pengendali perjalanan KA bisa memantau kecepatan KA secara real-time,'' jelasnya, Rabu (8/1).
Dia menyebutka, GPS yang digunakan sebagai perangkat pendeteksi kecepatan perjalanan KA yang disebut locotrack. Melalui GPS tersebut, sinyal jaringan seluler yang terpasang akan memberikan terus menerus mengenai pergerakan perjalanan KA ke Pusat Pengendali Operasi KA Pusat dan Daerah Operasi.
''Dengan demikian, petugas Pusat Pengendali Operasi dapat melihat langsung berapa kecepatan kereta api yang sedang berjalan di suatu lintas jalur KA,'' jelasnya.
Bahkan Surono juga menyebutkan, jika masinis memacu perjalanan KA-nya lebihi kecepatan yang ditentukan di koridor lintas (over speed), monitor panel indikator kecepatan KA di Pusat Pengendali Operasi KA akan langsung berubah menjadi merah lengkap dengan besaran kecepatannya.
''Dengan cara ini, sikap disiplin masinis bisa terpantau. Bila masinis suatu rangkaian KA diketahui melanggar kecepatan, kita bisa langsung melakukan teguran karena kita tidak akan mentolelir masinis yang berani melanggar aturan kecepatan,'' jelasnya.
Bahkan bila di satu jalur single track terdapat dua rangkaian KA yang melaju dengan berlawanan arah, petugas pusat pengendali bisa langsung memberitahukan pada masinis KA bersangkutan. Dengan demikian, kemungkinan terjadinya tabrakan antar KA bisa dihindari.
Penambahan sistem GPS 'locotrack' pada KA jarak jauh membuat lokomotif memiliki 10 item peralatan yang wajib berfungsi. Mereka adalah adio komonukasi, speedometer, deadman pedal, wiper, suling lokomotif, lampu lokomotif, lampu kabin, stop blok, pemadam api dan locotrack.
''Jika ada salah satu dari perangkat tersebut tidak ada atau tidak berfungsi dengan baik, maka lokomotif tidak boleh dioperasikan sampai peralatan tersebut diperbaiki,'' jelasnya.