REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Perdagangan di Jawa Timur (Jatim) yang melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jatim dan Kawasan Timur Indonesia (KTI) menunjukkan peningkatan.
Kepala Humas PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Edi Priyanto mengatakan, hal tersebut terlihat dari adanya peningkatan pedagangan dan arus barang yang melalui Pelabuhan Tanjung Perak yang merupakan pelabuhan utama tidak hanya di Jatim, namun juga KTI.
"Salah satu parameter yang bisa dilihat adalah berdasarkan data arus kunjungan kapal sepanjang tahun 2013, kapal barang yang masuk dan keluar melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menunjukkan tren peningkatan dalam satuan berat kapalnya meskipun mengalami penurunan dalam satuan unitnya," katanya, Selasa (7/1).
Berdasarkan data realisasi arus kunjungan kapal di Pelabuhan Tanjung Perak sepanjang Januari hingga Desember 2013 tercatat 14.198 unit kapal telah membawa barang dan orang melalui Pelabuhan Tanjung Perak dengan berat kapal mencapai 76.293.701 GT.
Meski jumlah kapal mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, di mana pada 2012 tercatat 14.680 unit atau turun sekitar 3 persen, namun dalam hal ukuran kapal justru menunjukkan peningkatan hingga 5 persen dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 yang hanya tercatat 72.456.643 GT.
Sementara itu, kata Edi, berdasarkan jenis kapalnya, kapal peti kemas masih mendominasi dengan jumlah mencapai 4.829 unit dengan berat mencapai 38.117.036 GT.
Disusul kapal tanker sebanyak 1.453 unit dengan berat mencapai 13.999.985 GT, selanjutnya kapal penumpang mencapai 1.552 unit atau setara dengan 11.142.452 GT.
Kemudian kapal non-petikemas sebanyak 3.018 unit atau setara 10.746.238 GT, dan Kapal lainnya tercatat 3.346 unit atau setara dengan 2.287.990 GT.
"Berdasarkan bendera kapal di Pelabuhan Tanjung Perak masih didominasi oleh kapal berbendera Indonesia sebesar 85,5 persen apabila dibandingkan dengan kapal yang berbendera asing," ujarnya.
Kapal berbendera Indonesia mencapai 12.135 unit dengan berat mencapai 39.846.779 GT, sedangkan kapal berbendera asing tercatat hanya 2.063 unit atau 36.446.922 GT.
Dengan demikian peran pelabuhan semakin penting sebagai gerbang perekonomian dan arus barang serta sebagai salah satu mata rantai logistik terlihat dengan adanya tren selama lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang signifikan khususnya dalam ukuran kapal.
Artinya semakin banyak barang yang dibawa oleh kapal dengan kapal yang cenderung besar ukurannya maka juga akan menjadi semakin efisien biaya logistiknya.