REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peserta konvensi calon presiden (capres) Partai Demokrat Ali Masykur Musa prihatin dengan kondisi petani dan nelayan di Indonesia.
Ia mengatakan, pemerintah perlu memerhatikan kehidupan para petani dan nelayan untuk mendukung ketahanan pangan.
Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang akrab dipanggil Cak Ali itu mengatakan, 35 persen dari total jumlah penduduk Indonesia merupakan petani dan nelayan. Akan tetapi, subsidi untuk sektor pangan itu hanya senilai Rp 21 triliun dari total APBN Rp 1700 triliun.
Ia menyebut jumlah itu tidak cukup. "Maka subsidi untuk ketahanan pangan itu perlu kita tingkatkan," ujar dia, dalam acara temu media, di Sekretariat Komite Konvensi Partai Demokrat, Jakarta, Selasa (7/1).
Cak Ali mengatakan, nilai subsidi itu harus ditingkatkan sekitar tiga kali lipat. Ia mengatakan, anggaran untuk ketahanan pangan itu dapat diperoleh dengan pengalihan dari subsidi BBM. Berdasarkan data, ia menyebut, subsidi BBM mencapai Rp 220 triliun.
Menurut dia, subsidi BBM itu harus dialihkan. "Kalau tidak ada perpindahan subsidi BBM ke subsidi pangan, maka akan terjadi kesenjangan yang sangat menganga terhadap kemampuan petani," katanya.
Kenaikkan tiga kali lipat untuk subsidi pangan mencapai total sekitar Rp 60 triliun. Cak Ali mengatakan, subsidi itu bisa memperbaiki banyak sisi.
Menurut dia, pemerintah bisa mengarahkan subsidi itu tidak hanya pada sisi hulu, yaitu benih dan pupuk saja. Melainkan, ia mengatakan, harus ada peran pemerintah juga di sektor hilir terkait kepantasan harga produk pangan.
Cak Ali menyebutkan, harus ada nilai tukar yang pantas untuk hasil produksi pangan. Ia mengatakan, petani dapat mendapat profit sekitar 25 persen atas produksi dan biaya yang dikeluarkannya.
Dengan menghitung tingkat inflasi saat ini, menurut dia, para petani masih bisa menyimpan keuntungan senilai 19 persen. "Ini untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan kebutuhan lainnya," kata Ketua Umum PP Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) itu.
Menurut Cak Ali, peningkatan jumlah anggaran untuk sektor pangan juga bisa menambah subsidi BBM untuk petani dan nelayan.
Ia mengatakan, selama ini 35 persen penduduk Indonesia, petani dan nelayan, hanya mendapat dua juga kiloliter dari 48 juta kiloliter BBM bersubsidi. Menurut dia, jumlah itu tidak mencukupi, sehingga dapat berpengaruh terhadap biaya produksi yang meningkat.
Selain itu, untuk peningkatan ketahanan pangan ini, Cak Ali juga mengusulkan adanya perluasan lahan pertanian.
Ia mengatakan, perlu alih fungsi lahan mengingat setiap tahun sekitar 120 hektare lahan beralih menjadi lokasi perumahan, industri, perkantoran, dan lain-lain. "Kalau subsidi Rp 60 triliun itu bisa untuk membuka lahan baru," katanya.