Selasa 07 Jan 2014 17:32 WIB

Kerap Disebut Penganut Ekonomi Neolib, Ini Jawaban Gita Wirjawan

Gita Wirjawan
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Gita Wirjawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat, Gita Wirjawan kerap disebut sebagai penganut ekonomi Neolib. Menteri Perdagangan RI itu mengaku tak memahami mengapa dirinya disebut penganut ekonomi neolib.

"Sampai sekarang, saya tidak jelas dengan maksud Neolib itu," ujar Gita dalam sesi penyampaian visi Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat, Selasa (7/1).  Gita pun membeberkan beberapa kebijakan Kemendag yang justru berpihak pada produk lokal.

Menurut Gita, ia merupakan menteri perdagangan pertama yang membatasi jumlah retail agar tidak mematikan warung-warung yang jadi urat nadi rakyat. ''Saya wajibkan mereka menjual komoditi lokal hingga 80 persen," tutur Gita.

Pada kesempata itu, Gita menyatakan, tak boleh ada seorang pun yang terpinggirkan dan tertinggal dalam negara demokrasi.

"Demokrasi merupakan azas yang saya yakini akan mengantarkan kita pada kegemilangan dan kesejahteraan. Rakyat jadinya diberi peran besar dan pemerintah harus memastikan semua orang mendapat hak yang sama. Keterjangkauan daya beli dan pemerataan keadilan adalah esensi ekonomi kerakyatan yang saya pahami," tegasnya.

Gita Wirjawan hadir didampingi empat orang Punakawan Wayang Orang saat ratusan orang mengantarkan Calon Presiden ini ke Sekretariat Konvensi di Jalan Patiunus No. 75, Jakarta Selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement