REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Aparat Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Riau, hingga saat ini masih menyelidiki penyebab kebakaran Pondok Pesantren Al Munawarrah, Kelurahan Tangkerang Timur, Tenayan Raya yang menewaskan seorang santri bernama Noval (15).
"Satu korban meninggal dunia atas nama Noval santri pondok pesantren itu," kata Kepala Polsek Tenayan Raya, Kompol Kukuh Yulianto Widodo, di Pekanbaru, Selasa.
Saksi-saksi yang ditemui di lokasi mengatakan bahwa saat kejadian itu pada Senin (30/12), Noval sedang tidak mengikuti pelajaran karena sakit.
"Dia tidur di asrama putra yang berada persis pada bangunan yang terbakar itu," kata Rahmadi, seorang pengajar di pesantren itu.
Noval, katanya, santri yang telah duduk di Kelas 2 Madrasah Tsanawiyah (MTs), setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Awalnya, katanya, memang disangka korban telah berhasil selamat keluar dari bangunan yang terbakar.
"Namun belakangan ternyata dia masih di dalam dan terperangkap. Kondisinya terpanggang saat ditemukan oleh petugas. Waktu itu dia tengah tidur di asrama 6, tepat di samping asrama sumber api yang ada di asrama 7," katanya.
Informasi kepolisian, jasad korban kebakaran itu saat ini telah dibawa ke rumah sakit untuk divisum.
Pada peristiwa kebakaran itu, sebanyak empat armada milik Dinas Pemadam Kebakaran Kota Pekanbaru diturunkan, kemudian ditambah dengan tiga unit mobil pengangkut air.
"Ada sekitar 32 orang petugas (pemadam kebakaran, red.) yang membantu memadamkan api," kata seorang petugas itu.
Berdasarkan pantauan, sekitar empat bangunan di kompleks pesantren tersebut hangus terbakar. Aparat kepolisian juga telah berada di lokasi kejadian untuk mengamankan situasi guna memberikan ruang kepada petugas Damkar Pekanbaru memadamkan kobaran api.