REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Pondok Pesantren Al Munawarrah di Jalan Pesantren, Kelurahan Tangkerang Timur, Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Riau, Senin (30/12) siang, terbakar. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 15.00 WIB.
Api tampak membakar sejumlah ruangan pondok pesantren yang berdiri sejak belasan tahun silam itu. Kepulan asap membumbung ke atas menyebabkan situasi di sekitar lokasi kejadian terasa sesak akibat polusi udara yang kian hebat.
Ratusan warga sekitar berbondong datang untuk melihat peristiwa tersebut, beberapa di antaranya membantu upaya pemadaman kobaran api yang terus membesar. Beberapa menit kemudian, empat unit mobil dari Dinas Pemadam Kebakaran Kota Pekanbaru tiba di lokasi kejadian dengan petugas yang langsung melakukan upaya pemadaman yang telah menghanguskan beberapa ruang belajar dan penginapan santri.
Sejumlah saksi menduga api berasal dari asrama 6 dan 7 di deretan ujung kompleks pesantren yang berdiri di atas lahan seluas lebih satu hektare tersebut. Seorang saksi mengatakan peristiwa kebakaran itu terjadi saat aktivitas pendidikan berlangsung, namun sejumlah santri juga ada yang sedang beristirahat (tidur siang).
"Saya tahunya dari santri yang teriak kalau ada kebakaran," kata Rahmadi, seorang pengajar di pesantren itu. Saat kejadian, Rahmadi mengaku sedang mengajar di salah satu ruang kelas di komplek asrama.
Ia menjelaskan ketika itu sekitar 300 santri yang sedang berada di dalam bangunan, sebagian besar menjalankan aktivitas pendidikan, sedangkan sebagian lainya sedang beristirahat. Dalam bangunan yang terbakar, kata saksi, sebelumnya terdapat dua santri yang sedang tertidur, satu di antaranya selamat dengan berlari keluar.
Seorang santri lainnya, Audria Eko Fajri, juga mengaku sempat berada di ruang yang terbakar, namun keluar sebelum insiden itu terjadi.
Aparat kepolisian juga telah berada di lokasi kejadian untuk mengamankan situasi, guna memberikan ruang kepada petugas Damkar Pekanbaru memadamkan kobaran api. Setelah lebih dari 40 menit upaya pemadaman yang dilakukan petugas, akhirnya mereka berhasil memadamkan kobaran api.
Pihak kepolisian masih mengkalkulasi nilai kerugian akibat insiden itu, sedangkan penyebabnya juga masih ditelusuri. Pendataan korban masih terus dilakukan oleh aparat bekerja sama dengan pihak pengelola dan pengajar pesantren tersebut.