REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Dinas Pasar akan mengembangkan enam pasar tradisional utama selama 2014. Keenam pasar tersebut adalah Pasar Prambanan, Pasar Pakem, Pasar Tempel, Pasar Sleman, Pasar Godean, dan Pasar Gamping.
Menurut Kepala Dinas Pasar Kabupaten Sleman, Tri Endah Yitnani, pengambangan pasar tradisional dilakukan dengan meningkatkan fisik bangunan dan kapasitas pedagang. Fasilitas fisik yang akan dibenahi terutama drainase. "Hal paling terasa di pasar tradisional saat hujan adalah bocor dan kumuh sehingga kami prioritaskan pembenahan drainase," ujarnya ditemui di kantor Humas Sleman, Senin (30/12).
Peningkatan fisik pasar dilakukan di Pasar Prambanan yang tahun ini telah sampai pada tahap pertama pembangunan sisi selatan. Tahun depan, pembangunan pasar prambanan akan dilakukan di lantai tiga.
Pembangunan Pasar Prambanan tahap pertama menelan biaya hingga Rp 6,7 miliar. Total anggaran yang dialokasikan untuk pasar tersebut mencapai Rp 47 miliar. Rencananya, Pasar Prambanan akan dibuat tiga lantai dalam tiga tahap yang ditarget selesai pada 2016 mendatang.
Sementara untuk pengembangan kapasitas pedagang, Dinas Pasar akan bekerjasama dengan pusat teknis. Para pedagang akan dibina untuk meningkatkan kemampuan dalam pelayanan. "Pasar yang bagus itu indikatornya pada pelayanan," ungkap Tri Endah.
Pasar tradisional di Sleman dinilai masih bergeliat dengan masih tingginya perolehan retribusi. Bahkan, target retribusi pasar selama 2013 terlampui. Dinas Pasar menarget bisa memperoleh retribusi tahun ini sebesar Rp 4,6 miliar. Namun, hingga akhir Desember ini, capaian retribusi mencapai Rp 4,78 miliar.
Pendapatan retribusi tertinggi disumbang oleh enam pasar utama di Sleman. Sementara, perolehan retribusi didapat dari 36 pasar yang ada di Sleman. Pasar tersebut dikelola oleh tujuh unit pelaksana teknis (UPT) di Kabupaten Sleman.