Sabtu 28 Dec 2013 17:12 WIB

Soal TKI, Pemerintah Diminta Belajar dari Gus Dur

Sejumlah warga Solo dari beragam elemen melakukan aksi
Foto: Antara
Sejumlah warga Solo dari beragam elemen melakukan aksi "Duka Cita Untuk Gus Dur" di Bundaran Gladak, Solo, Jateng, Rabu (30/12/2009).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah menilai, mantan presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengajarkan pentingnya tindakan nyata dalam melindungi TKI di luar negeri.

"Gus Dur telah banyak memberikan pelajaran kepada bangsa ini bagaimana semestinya melindungi TKI. Bagi Gus Dur, perlindungan tak cukup dengan retorika dan beliau melakukan tindakan nyata itu," katanya di Surabaya, Sabtu (28/12).

Terkait Haul keempat Gus Dur pada 30 Desember 2013, ia mengingatkan mengenai tindakan nyata sebagai pelajaran penting dalam perlindungan TKI yang patut ditiru para pejabat sekarang.

"Menurut Gus Dur, perlindungan TKI itu harus ada tindakan nyata yang menjelaskan makna perlindungannya. Bukan retorika apik, tapi sistemnya justru tidak melindungi," katanya.

Bahkan, katanya, Gus Dur selalu hadir dan menjadi tumpuan harapan para TKI dan keluarganya ketika keadilan tidak berpihak kepada mereka.

"Gus Dur mampu menjebol dinding Arab dengan diplomasi tingkat tinggi dengan Raja Arab. Langkah ini membuat Siti Zaenab, lolos dari hukuman mati," katanya.

Menurut Anis, rumah Gus Dur di Ciganjur pun terbuka untuk TKI. Lebih dari 100 orang TKI yang menjadi korban deportasi dari Malaysia ditampung di Ciganjur pada 2005.

Ia menambahkan pembelaan Gus Dur juga berlanjut meski tidak menjadi presiden. "Hamid (suami Siti Tarwiyah yang meninggal karena disiksa di Arab) mengaku Gus Dur tetap peduli TKI," katanya.

Oleh karena itu, ia berharap pemerintah juga memberikan bukti untuk perlindungan bagi 256 buruh migran yang kini terancaman hukuman mati di berbagai negara. Antara lain Malaysia, Arab Saudi, dan Cina.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement