Jumat 27 Dec 2013 03:23 WIB

Petani Sulbar Diminta Mencintai Kakao

Buah Kakao
Foto: viber.wordpress.com
Buah Kakao

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Petani di Provinsi Sulawesi Barat diminta mencintai kakao dalam mengembangkannya sebagai sumber ekonomi untuk peningkatan kesejahteraannya.

"Dengan mencintai kakao maka petani akan terus menerus merawat kakaonya agar menghasilkan produksi yang tinggi," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sulbar, Supriatno di Mamuju, Kamis.

Ia mengatakan, kakao yang dikembangkan masyarakat harus diperhatikan terus menerus agar dapat menghasilkan, jangan dirawat asal-asalan karena kakao butuh dirawat dengan cara diperhatikan.

"Dengan perawatan, maka kakao yang dikembangkan masyarakat akan berkualitas tinggi, dan itu akan menambah nilai ekonomisnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Menurut dia, pemerintah di Sulbar adalah mendorong produksi kakao meningkat 350 ribu ton per tahun, dari produksi kakao Sulbar yang saat ini mencapai 101 ribu ton per tahun dengan luas areal mencapai 192 ribu Ha.

"Pemerintah provinsi terus berupaya mengembangkan pembudidayaan kakao ditingkatkan petani melalui program intensifikasi, ektensifikasi, peremajaan dan revitalisasi kakao, agar produksi dan kualitas serta mutunya semakin meningkat," katanya.

Supriyatno mengatakan, anggaran yang dialokasikan pemerintah pusat sebesar Rp60 miliar melalui APBN untuk ekstensifikasi, intensifikasi, peremajaan dan revitalisasi kakao tahun ini, akan dimanfaatkan dengan baik dalam rangka memacu produksi kakao yang saat ini dikejar.

"Sulbar ingin mendorong produksi kakao nasional agar mampu mendorong negara menjadi penghasil kakao terbesar dunia, mengalahkan negara Pantai Gading dan Ghana yang saat ini menjadi negara penghasil kakao terbesar dunia," katanya.

Ia mengatakan, dukungan petani sangat penting dalam mewujudkan peningkatan produksi dengan terus mengembangkan kakao sebagai aset ekonomi daerah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement