Kamis 26 Dec 2013 12:46 WIB

Demokrat Sebut Airport Penuh Jadi Indikasi Pemerataan Ekonomi

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Mansyur Faqih
Nurhayati Ali Assegaf
Foto: .
Nurhayati Ali Assegaf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat mengklaim pemerintah telah berhasil melakukan pemerataan pembangunan. Salah satu indikator keberhasilan yang mereka ajukan adalah semakin banyak orang memenuhi bandara untuk berlibur. 

"Kita bisa lihat dari libur dan Natal. Kita lihat di airport-airport banyak orang berekreasi. Ini indikasi (pertumbuhan ekonomi merata)," kata Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf di Senayan, Kamis (26/12).

Nurhayati menyatakan banyak petani mendapat keuntungan dari pembangunan yang dilakukan pemerintah. Menurutnya saat ini derajat kesejahteraan para petani sudah meningkat. "Petani-petani banyak menjadi kaya," ujarnya.

Ironisnya apa yang diklaim Demokrat sebagai keberhasilan ekonomi justru bertentangan dengan data yang pernah dikeluarkan Bada Pusat Statistik (BPS). Menurut BPS, pada 2002 ada 20 persen orang kaya di Indonesia yang menikmati 41 persen pendapatan nasional. Sepuluh tahun kemudian, orang-orang kaya ini menikmati 49 persen pendapatan nasional atau hampir separuh dari total pendapatan negara. 

Hal sebaliknya terjadi di kalangan masyarakat miskin. Pada 2002, 40 persen kelompok miskin hanya menikmati 20 persen pendapatan nasional. Angka itu terus menurun pada 2012 dimana orang miskin hanya menikmati 16 persen pendapatan nasional. Artinya hasil pembangunan semakin sedikit dinikmati orang miskin. 

Masih menurut BPS, persoalan ekonomi tidak hanya menyangkut kesenjangan distribusi pendapatan masyarakat. Dari data BPD 2012, sebanyak 57,6 persen PDB Indonesia dihasilkan Pulau Jawa dan Bali. Sisanya sebanyak 23,7 persen dihasilkan Sumatra, 9,8 persen dihasilkan Kalimantan.

Sedangkan Kawasan Timur yang meliputi Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua hanya menghasilkan PDB 9 persen. Fakta ini menunjukan 80 persen kegiatan perekonomian terjadi di Pulau Jawa.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement