REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Puluhan rumah di Desa Kalitengah, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, rusak akibat bencana alam berupa tanah retak. Kejadian itu memaksa para pemilik/penghuninya mengungsi ke tempat yang lebih aman.
"Mereka mengungsi ke rumah tetangga. Tadi, warga sudah melakukan kerja bakti, dan akan dilanjutkan besok (Kamis, red)," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar Heru Irawan di Blitar, Rabu (26/12).
Ia mengatakan, ada sekitar 20 rumah yang terkena dampak akibat retakan tanah tersebut. Dari jumlah itu, delapan unit di antaranya kondisinya rusak parah, sehingga pemilik rumah tidak berani menempatinya lagi.
Sementara itu, anggota RAPI Kabupaten Blitar Heru mengatakan tim juga sudah memantau lokasi bencana tersebut. Ia mengatakan, sejumlah rumah warga kondisinya memang mengkhawatirkan. Retakan di tanah itu membuat rumah mereka ambles dan sebagian ambruk, sehingga berbahaya jika digunakan untuk tempat tinggal.
Ia mengatakan, retakan tanah sudah terlihat sejak Sabtu (21/12), namun tidak terlalu lebar. Dan, saat ini retakan terlihat lebih lebar, sehingga mampu membuat bangunan rusak. Padahal, mayoritas rumah warga sudah dibangun dari beton.
Anggota RAPI itu juga menyebut, di lokasi tersebut terdapat sebuah rawa, tepatnya di bagian atas perbukitan. Diduga, rawa itu sudah tidak mampu menampung air, sehingga air terus meluber ke bawah.
Selain itu, struktur tanah di daerah itu khas tanah perbukitan mirip tanah liat, dimana ketika hujan langsung menyerap air.
"Beberapa hari ini hujan terus, dan melihat struktur tanah mirip tanah liat, itu yang kami prediksi menjadi pemicu tanah retak," katanya pascameninjau lokasi.