Rabu 25 Dec 2013 16:15 WIB

Korban Banjir di Jember Mulai Terserang Penyakit

banjir ilustrasi
Foto: antara
banjir ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Korban banjir di Kecamatan Kencong dan Gumukmas, Kabupaten Jember, Jawa Timur, mulai terserang berbagai penyakit seperti penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan atas, dan diare.

"Ada beberapa warga yang datang ke posko kesehatan dengan beberapa keluhan antara lain pusing, flu, gatal-gatal, ispa dan penyakit kulit seperti kutu air," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, M Rizal, Rabu (25/12).

Menurut dia, petugas medis dan dokter di posko selalu siap siaga untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat korban banjir yang mulai mengeluhkan berbagai penyakit. "Tim medis rencananya juga akan memberikan pelayanan kesehatan ke rumah warga yang sakit dan mereka tidak bisa datang ke posko, namun kami imbau warga mendatangi posko kesehatan untuk memudahkan pelayanan," ujarnya.

Sementara Humas Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember, Yumarlis, mengatakan petugas pusat kesehatan masyarakat (Puskemas) di beberapa kecamatan tetangga juga disiagakan untuk membantu korban banjir di Kecamatan Kencong dan Gumukmas. "Biasanya korban banjir mengalami beberapa penyakit antara lain penyakit kulit, ispa, dan diare, namun sejauh ini sakit yang dialami warga dapat tertangani dengan baik oleh tim medis di sejumlah posko kesehatan," tuturnya.

Menurut dia, pihaknya juga menyediakan stok obat yang cukup untuk keperluan korban banjir dan tim medis bisa meminta tambahan obat ke Puskesmas terdekat atau Dinkes, apabila obat di posko kesehatan habis.

Banjir di Kabupaten Jember merendam sebanyak 1.394 rumah warga tiga desa di Kecamatan Kencong yakni Desa Kraton, Paseban, dan Cakru, serta satu desa di Kecamatan Gumukmas yakni Desa Kepanjen. Selain merendam rumah, banjir juga merusak areal pertanian sebanyak 222 hektare sawah di Desa Kraton dan 54 hekatre sawah di Desa Paseban terendam banjir, bahkan ratusan lahan tersebut terancam gagal panen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement