REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Hujan lebat mengguyur wilayah DI Yogyakarta sejak Jumat pekan lalu. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta memprediksi kondisi tersebut masih akan berlangsung hingga tiga hari ke depan.
"Hari ini terdeteksi ada palung udara rendah di Selatan Pulau Jawa sehingga wilayah Selatan Pulau Jawa udaranya lebih rendah dibanding wilayah lain," ujar Kasie Data dan Informasi BMKG Yogyakarta, Tony Agus Wijaya, Senin (23/12).
Akibat kondisi tersebut, kata dia, semua awan di sekitar Pulau Jawa tersedot ke Selatan. Hal ini yang menyebabkan curah hujan di Selatan Jawa termasuk DIY cukup tinggi. Kondisi ini kata dia, akan berlangsung hingga tiga hari ke depan.
"Jadi Selasa sampai Kamis dimungkinkan masih hujan dari kategori sedang sampai lebat dengan curah hujan antara 50-100 milimeter per hari," ujarnya.
Hujan yang melanda wilayah DIY memang sudah terjadi sejak Jumat lalu. Namun saat itu katanya, kondisi hujan dipengaruhi gangguan cuaca berupa dampak badai bruce di Samudera Hindia dan tekanan udara rendah di NTB. Dampak badai ini juga berlangsung tiga hari sampai Ahad (22/12) kemarin. Karenanya curah hujan DIY juga tinggi.
Namun untuk curah hujan pada Senin (23/12) hingga tiga hari ke depan kata dia, lebih disebabkan adanya palung udara rendah di Selatan Jawa dan bukan akibat badai bruce tersebut.
"Secara umum kita memang mau memasuki puncak musim hujan sehingga curah hujan tinggi. Namun curah hujan yang tanpa henti sejak Jumat lalu lebih karena gangguan cuaca. Gangguan cuaca sendiri baru bisa kita ketahui sesaat sebelum kejadian," katanya.
Untuk itu pihaknya mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama yang hidup dibantaran sungai terhadap ancaman banjir. Begitupula warga yang hidup di perbukitan untuk mewaspadai bahaya longsor.
"Tinggi gelombang juga mencapai 3 meter, sehingga nelayan harus waspada dan wisatawan di Pantai Selatan juga harus hati-hati. Taati aturan petugas pantai," katanya.