REPUBLIKA.CO.ID, MUSIRAWAS UTARA -- Ratusan buruh PT Buana Sriwijaya Sejahtera Kabupaten Musirawas Utara, Sumatra Selatan mengancam akan membakar pabrik bila gaji mereka tak dibayar hingga akhir Desember 2013.
"Kami sudah dua bulan tidak digaji, selain itu rapel kenaikan gaji dan tunjangan hari raya (THR) juga belum dibayar manajemen perusahaan," kata Wani salah seorang buruh PT Buana Sriwijaya Sejahtera (BSS) menghubungi, Senin (23/12).
Ia mengatakan, utusan dari ratusan buruh itu beberapa waktu lalu pernah mendatangi kantor Bupati Musirawas Utara (Muratara) dengan tujuan minta fasilitasi menyelesaikan pembayaran gaji tersebut.
Saat itu, mereka diterima Asisten I Setda Muratara Riswan Efendi bersama pejabat lainnya mewakili Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Akisropi Ayub dan berjanji akan memfasilitasi pembayaran gaji tersebut.
Sekitar 414 buruh dan karyawan perusahaan perkebunan itu gaji dan rapelnya belum dibayar, sehingga mereka kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Utang di warung sudah menumpuk belum bisa dibayar, karena perusahaan menunda-nunda pembayaran gaji dan uang rapel tersebut.
Pihak manajemen PT BSS enam bulan lalu berjanji akan membayar gaji dan rapel tersebut, tapi ditunggu hingga kini belum ada realisasinya.
Awalnya, tahun 2013 Gubernur Sumatra Selatan menaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) dua kali dan yang terakhir sebesar Rp1,6 juta. Atas kenaikan upah itu, perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) termasuk PT BSS, mengajukan keberatan dan menggugat ke PTUN, namun mereka akhirnya mencabut gugatan itu berarti sanggup membbayar gaji tersebut, ujarnya.
Asisten I Setda Muratara Riswan Efendi mengatakan, pemerintah daerah bersedia memfasilitasi tuntuan para buruh itu, namun akan memanggil manajemen perusahaan dulu.
"Kami mengharapkan manajemen perusahaan membayar gaji dan uang rapel kenaikan gaji 2013 hingga akhir Desember 2013, karena ratusan buruh itu sangat membutuhkan hak mereka," ujarnya.