REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Jaringan komunitas pecinta Abdurrahman Wahid, 'Gusdurian' Jawa Timur mendesak Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar untuk tahu diri. Ini terkait caleg PKB yang memasang nama Gus Dur untuk keperluan pemilu di Jombang, Jawa Timur.
Misalnya di pertigaan Universitas Darul Ulum (Undar) Kabupaten Jombang serta Jalan Gatot Subroto, Kabupaten Jombang. Bahkan, diketahui gambar Gus Dur di lokasi itu sengaja dirobek.
Koordinator Jaringan Gusdurian Jatim, Aan Anshori mendesak PKB dan Muhaimin untuk meminta izin kepada keluarga almarhum Gus Dur di Ciganjur tentang pemasangan alat tersebut. Terlebih lagi, diketahui baliho yang terpasang nama calon DPR tersebut dirobek.
"Perobekan itu bagian dari kontrol publik, meskipun tetap saja perobekan itu tidak diperbolehkan. PKB Imin harusnya tahu diri, minta izin ke Ciganjur," tegas Aan di Jombang, Ahad (22/12).
Ia juga mengingatkan semua pihak, segala ekspos sosok Gus Dur untuk tujuan politik tanpa izin dari keluarga Ciganjur dapat dianggap sebagai tindak pidana. Implikasnya dapat berujung ke tindakan hukum untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Menanggapi hal itu, Sekjen DPP PKB H Imam Nahrawi enggan bicara banyak. Ia mengaku sudah kebal dan merasa biasa-biasa saja dengan seringnya berbagai bentuk ketidakpuasan yang dilakukan terhadap partainya sejak dulu.
"Kami akan mengambil hikmah dan sisi positifnya. Gus Dur adalah milik bangsa dan negara ini," katanya.