REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Potensi zakat di Jawa Barat (Jabar) diperkirakan mencapai Rp 40 triliun. Melihat potensi tersebut, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher) mengusulkan agar potensi zakat menjadi solusi untuk mengatasi seluruh asuransi kesehatan masyarakat.
Mulai 1 Januari 2014, katanya, pemerintah akan melaksanakan Asuransi Kesehatan Nasional (AKN). Artinya, sekitar 116 juta atau kurang-lebih 40 persen warga Indonesia bakal dijamin kesehatannya melalui asuransi.
"Tapi tersisa 60 persen penduduk yang belum ter-cover. Tentu ini masih banyak dan pemerintah harus mengupayakan mereka juga terjamin kesehatannya, khususnya ketika sakit. Tentu berbahaya bila kita membiarkannya. Zakat, jadi solusinya," ujarnya saat menjadi panelis Silaturahim Nasional (Silatnas) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).
Menurutnya, zakat menjadi solusi tepat untuk menjangkau warga yang belum masuk AKN. Potensi zakat yang besar bisa menolong sebagian besar masyarakat. Khususnya warga tidak mampu agar kesehatannya bisa segera terlindungi asuransi.
Ia menjelaskan, zakat yang dikelola secara baik dapat dialokasikan untuk membayar premi asuransi warga yang belum terjangkau asuransi tersebut. Zakat juga seharusnya lebih fokus dialokasikan ke sektor produktif. Misalnya, untuk membuka akses seluas-luasnya kepada warga. Khususnya, usia sekolah agar bisa memperoleh pendidikan.
"Khusus di Jawa Barat, kami sekarang sedang mengupayakan agar seluruh warga minimal berpendidikan SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas). Dengan pendidikan minimal ini, insya Allah, kita akan memiliki SDM yang lebih unggul," katanya.