REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Sekalipun rekayasa lalu lintas dengan menutup sejumlah pintu masuk dan keluar Tol Dalam Kota selama sepekan dinilai berhasil mengurai titik kemacetan, namun pihak Kepolisian dan instansi terkait masih belum memastikan kalau penutupan ini akan terus dilanjutkan.
''Masih dievaluasi terus,'' kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, Sabtu (21/12). Evaluasi ini terkait perubahan jarak tempuh di jalur reguler dan jalan Tol Dalam Kota.
Penilaian sementara, menurut Rikwanto, kelancaran arus terlihat di jalur reguler dan jalan tol ketika rekayasa penutupan sejumlah pintu keluar tol diterapkan. Tapi, untuk penutupan jalur pintu masuk Tol Semanggi I atau di Kawasan Plaza Semanggi pada sore hari, masih terkendala. Hingga kemarin, penutupan pintu tol masuk tidak maskimal. ''Baru satu jam ditutup sudah tidak bisa menampung arus kendaraan dari Grogol,'' kata Rikwanto. Akhirnya rekayasa pintu tol tersebut tergantung kebijakan petugas di lapangan.
Seperti dalam pengamatan Republika dari atas Jembatan Semanggi, belasan polisi yang mengatur lalu lintas terpaksa membuka pintu Tol Semanggi I yang baru ditutup selama 45 menit karena terjadi kemacetan panjang di lokasi tersebut. Rikwanto menjelaskan, pihaknya memberikan sejumlah usulan kepada pemerintah. Salah satunya, tidak dipungut bayaran ketika masuk ke tol dan petugas hanya memberikan karcis saja, pembayaran dilakukan ketika mobil akan keluar gerbang tol. ''Ini kan usulan, tidak mudah, tapi akan dibicarakan,'' kata dia.
Dalam sepekan empat pintu tol dikenakan rekayasa lalu lintas dengan penutupan, di antaranya Off Ramp (lajur keluar) ke arah Pancoran (depan Bukopin), lajur keluar Tegal Parang (yang menuju ke arah Kuningan) dan kawasan RS Dharmais pada pukul 08.00 WIB – 10.00 WIB serta pintu masuk Tol Semanggi 1 pada pukul 16.00 hingga 20.00 WIB.
Advertisement