Sabtu 21 Dec 2013 10:56 WIB

Wah, Tiga Warga Sumbawa Diduga Tertular HIV/AIDS

Red ribbon, the symbol for the fight against HIV/AIDS.  At least 38 people died of HIV/AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) in Batam in the first half of the year. (illustration)
Foto: en.wikipedia.org
Red ribbon, the symbol for the fight against HIV/AIDS. At least 38 people died of HIV/AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) in Batam in the first half of the year. (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, SUMBAWA BESAR -- Tim Sero Survey Sentinal mengidentifikasi tiga warga yang diduga telah tertular HIV/AIDS berdasarkan hasil uji laboratorium sampel darah terhadap ratusan orang di wilayah Kabupaten Sumbawa.

Kepala Dinas Kesehatan Sumbawa Drs Didi Darsani APt, didampingi Kasi P4M AA Ngurah Riyadi SKM MKes, di Sumbawa Besar, Sabtu, menyebutkan, pengambilan sampel darah terhadap ratusan orang itu dilakukan pada Oktober 2013 lalu.

"Pengambilan sampel dilakukan oleh tim yang merupakan gabungan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa dan Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat di beberapa tempat, termasuk dari warga binaan Lapas Sumbawa dan komunitas tertentu di sebuah kecamatan bagian timur Sumbawa," kata Didi.

Namun, Dia menyayangkan rencana tim untuk mengadakan uji laboratorium sampel darah terhadap penghuni kafe di wilayah Sampar Maras tidak tercapai.

Menurut dia, pengelola tempat itu melarang tim masuk melakukan sero survey ke kawasan hiburan malam itu.

Pengelolanya beranggapan bahwa hasil pengambilan sampel darah yang dilakukan tim kesehatan tahun 2012 lalu, telah berkonstribusi terhadap penutupan kafe di Batu Gong.

Tahun 2012 lalu, berdasarkan hasil uji laboratorium, terungkap sembilan orang yang positif terinfeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus), virus mematikan penyebab AIDS, sebagian besar berada di kawasan Kafe Batu Gong.

Namun menurut Didi, pihaknya akan kembali berkomunikasi dan melakukan pendekatan dengan pengusaha Kafe Sampar Maras agar para penghuni setempat dapat diperiksa dan diambil sampel darahnya.

"Sero Survey Sentinal ini merupakan salah satu langkah untuk memetakan lokasi penyebaran penyakit menular tersebut," ujarnya.

Didi menegaskan, tim hanya bertujuan untuk bekerja secara profesional, sama sekali tanpa tendensi politis.

Menurut dia, pengambilan sampel darah itu dilakukan secara simultan dan merupakan program rutin tahunan sebagai upaya pemetaan penularan penyakit infeksi menular seksual (PIMS), seperti gonorrhea(GO/kencing nanah), sipilis atau raja singa, serta HIV/AIDS melalui hubungan seksual.

"Pengambilan sampel itu dilakukan kepada orang yang mau secara sukarela dan tidak ada unsur pemaksaan," kata Didi pula.

Apabila hasilnya terdapat beberapa yang dinyatakan terkena PIMS, akan diinformasikan kepada yang bersangkutan untuk segera berobat.

Namun apabila dinyatakan positif HIV/AIDS, Didi menyatakan akan mengarahkan penderita untuk datang ke klinik di RSUD Sumbawa agar menjalani konseling penanganan HIV/AIDS.

Siapa pun bisa datang ke klinik itu, terutama bagi mereka yang mungkin merasa dirinya memiliki risiko penularan HIV/AIDS.

Selain dapat mengetahui hasil dari pemeriksaan darah, di klinik ini juga diberikan konseling cara mengurangi dampak risiko HIV/AIDS, katanya.

Didi menegaskan, upaya yang dilakukan untuk membangun sistem agar dapat menjaring kasus HIV/AIDS, mengingat gejalanya sulit dideteksi karena tidak tampak secara klinis.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement