REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat menilai Yulianis adalah bagian dari persekongkolan besar untuk menyerang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ini tak terlepas langkah Yulianis yang melayangkan surat terbuka ke KPK.
Surat Yulianis ke KPK itu berisi bantahan Yulianis terhadap pernyataan Abraham Samad soal kasus Hambalang. Demokrat menilai pernyataan Yulianis yang menyebut Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono menerima aliran dana US$ 200 ribu untuk kepentingan Kongres PD 2010 adalah representasi dari persekongkolan itu.
"Yulianis adalah bagian dari persekongkolan. Itu sudah jelas. Yulianis adalah representasi persekongkolan untuk mendiskreditkan KPK. Tujuannya adalah untuk menciptakan kesan bahwa KPK bekerja berdasarkan mandat dari kekuasaan politik dan karena itu tidak berani menyentuh Ibas," tegas Juru Bicara Partai Demokrat Rachland Nashidik di Jakarta, Jumat (20/12).
Semua yang dikatakan Yulianis, lanjut Rachland, hanya rekaan atau opini. Yulianis sendiri mengakui bahwa ia menyerahkan uang kepada Nazar, bukan Ibas. "Yulianis adalah bagian depan dari proyek opini sesat untuk melindungi pihak yang sudah dinyatakan oleh KPK sebagai tersangka."
Menurutnya, ada kelompok besar yang berada di belakang Yulianis. Kelompok inilah yang disebut Rachland ingin menyerang KPK. "Sekali lagi itu bohong. KPK tidak bisa diatur-atur. Siapa dalangnya? Saya yakin publik sudah cerdas untuk mengetahui siapa," tutup dia.