REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -– Pembangunan pabrik pasir besi PT Jogja Magasa Iron (JMI) diharapkan tak mengganggu penerbangan di bandara internasional baru yang akan dibangun di Kulonprogo.
Sehubungan dengan hal itu PT JMI sudah mengirim permohonan kepada Kementerian Perhubungan tentang spesifikasi seperti apa yang bisa diterima untuk pembangunan pabrik pasir besi terutama yang berkaitan dengan adanya cerobong asap pabrik , supaya tidak mengganggu penerbangan, kata Direktur Utama PT JMI Hendra Surya di Kepatihan Yogyakarta, kemarin.
‘’Kami masih menunggu tanggapan Kementerian Perhubungan persyaratan seperti apa yang bisa diterima dan JMI tidak akan mengusulkan, melainkan akan menyesuaikan dengan persyaratan yang ditentukan oleh Kementerian Perhubungan. Kami menunggu masukan atau petunjuk dari Kementerian Perhubungan agar pabrik besi dan bandara bisa sama-sama dijalankan,’’ katanya.
Di tempat terpisah, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, mengatakan cerobong asap dari pabrik pasir besi tidak mungkin terlalu dekat dengan bandara internasiona l yang akan dibangun di Kuloprogo. Karena pabrik itu ada efek panas sampai 1.600 derajat Celcius.
Sehubungan dengan hal itu, kata Sultan, antara PT Angkasa Pura I dan PT JMI sudah ada kesepakatan secara teknis bahwa lokasi pabrik pasir besi berpindah tiga kilometer dari rencana semula. "Saya minta agar diclearkan oleh Dirjen Perhubungan dan bisa memutus secara pasti mengenai hal itu dan tidak hanya secara teknis kesepakatan,’’ kata Sultan.
Lebih lanjut Hendra mengatakan pabrik pasir besi akan dibangun di wilayah Karangwuni, Kulonprogo sebelah barat wilayah Kontrak Karya dengan luas 225 hektar. Dia mengatakan tahun 2014 pembangunan pabrik sudah dimulai.
‘’Untuk tahap awal pembangunan adalah groundbreaking dan konstruksi untuk proses pengolahan. Sekarang sedang dilakukan penyelesaian studi kelayakan dan ijin membangun. Kami menargetkan tahun 2017 bila pabrik sudah selesai dibangun, maka proses produksi juga sudah bisa dilaksanakan,’’ ujarnya.