REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuka rahasianya selama sembilan tahun memimpin negara. Termasuk rahasia dirinya tahan banting terhadap serangan, kritikan, kecaman dan celaan yang diterimanya.
"Ada falsafah tidak akan menyepak anjing mati, jadi kalau disepak berarti saya masih hidup. Itulah yang mengontrol saya, hati saya, pikiran saya, 'my rational must control my emotion' (pikiran rasional harus mengendalikan emosi). Omong kosong kalau di antara saudara diserang, dihantam terus tidak merasa, mesti adalah," kata SBY di Jakarta, Rabu (18/12).
SBY menyadari dalam iklim demokrasi sebagai seorang presiden, maka dirinya akan menjadi pusat segalanya, sehingga harus siap dengan segala hujatan, cemoohan maupun hinaan.
SBY sendiri memiliki akun di media sosial yang harus siap dengan konsekuensi untuk dihujat, dikecam, dipuji maupun didukung di dunia maya tersebut. Twitter SBY kini telah mendapatkan pengikut lebih dari empat juta.
Sebagai presiden tentu dirinya akan menetapkan kebijakan, berbicara dan melakukan tindakan yang tentunya mendapatkan tanggapan yang beragam dan tidak dapat menyenangkan semua orang.
Tindakan dan kebijakan yang dilakukannya pasti akan menuai dukungan maupun penolakan dan hal itu lumrah dalam iklim demokrasi.
"Kalau tidak mau dihujat ya tidak usah berbicara, tidak usah melakukan tindakan dan tidak usah menjadi apa-apa," kata SBY.