Selasa 17 Dec 2013 19:48 WIB

Mata Banten: Masih Ada Dugaan Korupsi Lain di Banten

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Damanhuri Zuhri
  Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah saat tiba di gedung KPK untuk memenuhi panggilan KPK di Jakarta, Jumat (11/10).     (Republika/Prayogi)
Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah saat tiba di gedung KPK untuk memenuhi panggilan KPK di Jakarta, Jumat (11/10). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Masyarakat Transparansi (Mata) Banten menilai masih ada kasus dugaan korupsi lain di Provinsi Banten. Juru Bicara Mata Banten Oman Abdurrohman mengatakan, informasi itu masuk dari masyarakat.

"Banyak. Jalan Tanjung Lesung-Sumur, Hibah, Bansos, Sport Center," kata Oman, dalam pesannya, Selasa (17/12). Menurut Oman, masyarakat melaporkan adanya indikasi tindak pidana korupsi dalam proyek-proyek tersebut.

Oman mengatakan, ada beberapa modus yang diduga dilakukan dalam proyek di Provinsi Banten. Berdasarkan laporan, menurut dia, ada pola melakukan penggelembungan harga (mark-up). 

Ada juga, kata dia, modusnya dengan pengurangan kualitas dan kuantitas pekerjaan. "Sebagian (data) sudah kita kirim ke KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)," ujar dia.

KPK menetapkan Atut sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengurusan sengketa Pemilukada Kabupaten Lebak di Mahkamah Konstitusi (MK), Selasa (17/12). Kasus itu sebelumnya sudah menyeret adik Atut, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan.

Selain kasus tersebut, Ketua KPK Abraham Samad mengindikasikan keterlibatan Atut dalam kasus dugaan korupsi alat kesehatan (alkes) Provinsi Banten. Samad mengatakan, Sprindik untuk kasus tersebut akan segera menyusul.

Oman mengatakan, memang ada informasi mengenai dugaan korupsi pengadaan alkes Provinsi Banten.  Ia mengatakan, Mata juga mendapat informasi adanya dugaan pemberian setoran ke Gubernur Banten dari Kepala Dinas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement