Selasa 17 Dec 2013 15:57 WIB

BMKG Prediksi Hujan Lebat pada Januari-Februari

Rep: Yulianingsih/ Red: Dewi Mardiani
Hujan Deras, Ilustrai
Foto: Antara
Hujan Deras, Ilustrai

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta memprediksikan puncak musim hujan tahun ini akan terjadi pada Januari dan Februari 2014 di Yogyakarta. Karenanya, potensi hujan lebat pada dua bulan pertama 2014 tersebut sangat tinggi.

"Curah hujan bisa mencapai 100 milimeter dalam sehari atau masuk kategori sangat lebat," ujar Kasie Data dan Informasi BMKG Yogyakarta, Tony Agus Wijaya, Selasa (17/12).

Dengan kondisi tersebut, katanya, maka banjir dan tanah longsor semakin tinggi. Sebab curah hujan yang tinggi bisa menyebabkan longsor semakin cepat. Karenanya, masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaanya.

Diakuinya, pada Desember ini curah hujan di DIY masih tergolong sedang. Curah hujan sendiri rata-rata mencapai 50 milimeter dalam sehari. Namun mendekati Januari, curah hujan tersebut akan semakin tinggi. Meski pun musim hujan kali ini diperkirakan normal dan berakhir April 2014, namun kata Tony, ancaman gangguan cuaca jangka pendek berpotensi besar.

Saat ini saja, kata dia, sudah terpantau ada bibit badai tropis di Barat Daya Sumatra dan Utara Nusa Tenggara Barat. Bibit badai berupa tekanan udara rendah ini bisa sewaktu-waktu menjadi badai tropis. Namun kata dia, badai tropis tidak akan masuk ke wilayah Indonesia, karena badai tersebut pergerakannya menjauh dari Khatulistiwa. Meski begitu wilayah Indonesia akan terkena dampaknya, termasuk DIY.

Dengan adanya badai tersebut, curah hujan bisa semakin meningkat dan bisa juga semakin berkurang. "Jadi tergantung pola arah angin, bisa saja curah hujan semakin meningkat tajam dan sebaliknya. Tetapi ini pengaruhnya hanya sesaat dalam beberapa hari saja," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, Agus Winarta mengatakan, pihaknya sudah menerima surat keputusan Gubernur DIY terkait siaga banjir dan tanah longsor. SK Gubernur itupun kata dia, akan ditindaklanjuti dengan SK Walikota terkait hal yang sama.

"Ini kaitannya dengan puncak musim hujan Januari mendatang sehingga ada SK semacam ini. Siaga bencana itu berlakunya tiga bulan ke depan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement