REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR Marzuki Alie prihatin dengan praktik jual beli gas di Indonesia. Menurutnya produsen gas (Pertamina) lebih senang menjual gas kepada perantara (broker) ketimbang langsung ke konsumen.
"Gas yang biasa dijual Pertamina kepada PGN, sebagian dialihkan kepada broker yang jelas-jelas hanya memanfaatkan kedekatan dengan penguasa," kata Marzuki di Jakarta, Senin (16/12).
Ia mengatakan, para broker gas banyak menikmati keuntungan dari hasil penjualan gas. Mereka menjual gas dengan memanfaatkan pipa yang dimiliki Perusahaan Gas Negara (PGN) tanpa keluar modal sedkit pun. "Gasnya didapat dari jatah, mengangkutnya menggunakan pipa PGN. Ini apa namanya kalau bukan korupsi?," ujar Marzuki.
Ia menyatakan, tidak sepakat dengan wacana Pertamina mengakuisisi PGN. Karena PGN sudah menjadi BUMN yang kuat dari sisi finasial. Sementara Pertamina masih membangun jati diri sebagai BUMN yang berusaha melepas diri dari sandera mafia minyak.
"Untuk membangun kilang minyak saja sudah puluhan tahun Pertamina belum mampu," kata politisi Partai Demokrat tersebut.
Marzuki mengatakan, PGN seharusnya didorong menjadi perusahaan gas nasional, sementara Pertamina menjadi perusahaan minyak negara. Dengan begitu Indonesia punya dua perusahaan besar dalam bidang minyak dan gas.